This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

Monthly Archives: September 2016

PERANAN IMAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

GppsPalu – Matius 8:5-13“Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya. “Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.Aku berkata kepadamu: “Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.”

Lukas 18:1-8“Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. “Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku. “Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”

Dari dua kisah yang kita telah kita baca, pertama adalah cerita nyata dan bacaan kedua adalah tentang perumpamaan,terdapat dua peristiwa yang berbicara mengenai pengalaman hidup orang percaya dan pengalaman sehari-hari secara nyata tentang iman. Minggu lalu kita juga sudah mempelajari tentang iman yang mengalahkan dunia, dari situ tergambar jelas betapa dahsyatnya pergumulan hidup setiap orang percaya untuk dapat memiliki iman yang mengalahkan dunia karena satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban untuk setiap pergumulan adalah iman, tetapi yang disayangkan sebagian besar orang percaya tetap menyelesaikan setiap pergumulan atau permasalahan dengan cara hidupnya yang lama, padahal kita sudah menjadi orang percaya. Dalam bacaan Lukas 18 diatas Tuhan juga telah memberikan pelajaran kepada kita bahwa kita harus berdoa dan berpengharapan dengan tidak jemu-jemu, dan bahwa Tuhan tidak pernah menunda-nunda untuk menjawab doa kita, tetapi di ayat 8 Tuhan menegaskan dengan suatu pertanyaan: ketika Anak Manusia datang adakah Ia mendapati iman di bumi ini? Sangat jelas disini bahwa Tuhan sangat berurusan dengan iman kita bukan berurusan dengan segala persoalan dan pergumulan kita. Saat ini kita patut bersyukur karena setiap saat bisa datang kepada Tuhan didalam doa-doa kita, tetapi seringkali yang terjadi banyak orang hanya datang berdoa dengan membawa segala jenis persoalan dan pergumulan yang sedang dihadapi dan bukan membawa diri kita yang memiliki pergumulan itu kepada Tuhan.
Inilah yang akan terjadi jika iman hanya dipakai sebatas untuk meminta jawaban doa dari segala sesuatu yang kita gumuli atau inginkan, maka iman itu tidak akan berfungsi dalam pembentukan karakter dalam menjalani hidup sehari-hari, itulah sebabnya Tuhan Yesus memuji iman perwira di Kapernaum yang notabene bukanlah orang percaya, karena perwira ini memiliki iman yang kata Yesus tidak didapati diantara orang Israel, perwira ini telah memahami dan terbiasa melakukan dan iman dalam perbuatan walaupun secara pengetahuan ia tidak memiliki pengetahuan tentang iman seperti yang dimiliki oleh orang israel.

MengapaPeranan Iman Dalam PembentukanKarakter Itu Sangat Mutlak?
1. Rancangan Allah
1 Petrus 1:23“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.”
Setiap orang yang dipanggil dari semula dan yang dipilih,telah ditetapkan untuk menjadi seperti Yesus.Ketika kita lahir baru maka kita sudah mengetahui bahwa urusan akhirat adalah surgatetapiselama kita masih hidup di dunia kita harus hidup seperti Yesus. Menjadi orang percaya bukanlah untuk perubahan nasib,karena Tuhan telah menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini, tetapi yang perlu menjadi perhatian kita adalah sejak lahir baru kita telah masuk dalam rancangan Allah untuk pembentukan karakter kita.
Dalam Roma 8:28 dikatakan Tuhan bertanggung jawab terhadap hidup kita untuk mendatangkan kebaikan dalam segala sesuatu yang terjadi, tetapi hal ini tidak dapat terjadi dengan sendirinya dalam hidup kita, melainkan harus dialami di sepanjang hidup bahkan sampai kepada akhir hidup, karena sebagai orang percaya kita akan terus dibentuk dan diproses untuk dapat memiliki karakter Kristus.Tuhan tidak akan meninggalkan kita pada saat kita dalam proses pembetukan karakter supaya kita tidak gugur dalam iman, bahkan Tuhan berkata pencobaan yang kita alami adalah hal biasa tetapi Allah tidak mencobai kita lebih dari kekuatan kita, bahkanTuhan memberikan jalan keluar supaya kita cakap menanggungnya.
Tujuannya adalah supaya kita bisa melihat nilai Ilahi dalam segala sesuatu yang terjadi, tetapi seringkali hal ini yang tidak kita pahami, kita tidak menyadari bahwa hal-hal lahiriah tidaklah lebih penting daripada keselamatan jiwa kita, sehingga ketika mengalami masalah hidup melalui peristiwa dukacita yang mendalam atau kehilangan harta kekayaan atau hal-hal lain maka imannya juga hancur.
Rancangan Allah tidak bertujuan untuk menghancurkan kehidupan kita, tetapi Iblislah yang berusaha menghancurkan kehidupan kita, ketika kita belajar dari kisah Ayub maka kita dapat melihat bagaimana Iblis berusaha menghancurkan kehidupan Ayub dengan cara mengambil semua yang dimiliki oleh Ayub, padahal sesungguhnya Iblis tidak berurusan dengan segala apa yang dimiliki oleh Ayub, karena yang menjadi target atau incaran yang sesungguhnya adalah menghancurkan iman percaya Ayub melalui penghancuran hal-hal lahiriah yang ada dalam hidupnya.
Dalam menghadapi hal tersebut Ayub memiliki sikap hati atau sikap iman yang positif terhadap apa yang terjadi dalam hidupnya, tetapi istrinya mempunyai sikap hati yang negatifdalam menanggapi hal yang terjadi dalam kehidupan mereka.
Ini membuktikan setiap pribadi orang percaya memiliki sikap hati yang berbeda-beda dalam menghadapi realita hidup yang terjadi, salah satu faktor yang membedakan adalah karakter. Persoalan yang terjadi bisa saja sama, tetapi sikap masing-masingorang bisa berbeda-beda dalam menghadapinya. Dengan demikian sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa iman harus memiliki peranan dalam membentuk karakter kita, kalau tidak maka rancangan Allah untuk kita dapat menjadi seperti Yesus tidak akan tergenapi dalam hidup kita.

2. Supaya Dapat Hidup Berkenan Kepada Allah
Kolose 3:5-11“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

Mengapa Tuhan menetapkan kita harus hidup oleh iman? karena kita tidak akan pernah hidup berkenan jika kitatetap hidup memakai unsur-unsur jiwani sehingga tetap hidup dalam daging, tetapi jika kita hidup oleh iman sama artinya kita hidup didalam roh, karena iman kita berada dibagian roh, disini sangatlah penting bagi kita untuk menjaga seluruh aspek kehidupan kita baik secara fisik maupun jiwani, agar hal-hal tersebut tidak menjadi celah bagi Iblis untuk menghancurkan iman kita sehingga gambaran Allah dalam diri kita menjadi rusak. Hal yang perlu kita perhatikan adalah kebiasaan-kebiasaan hidup yang selama ini telah kita lakukan, baik kebiasaan suku, daerah, adat istiadat bahkan temperamen dasar kita sebagai manusia, jika masih ada yang sifatnya negatif tetapi tetap kita pertahankan untuk terus dilakukan, maka itu dapat menghambat pembentukan karakter kita. Setiap kebiasaan-kebiasaan suku, daerah, adat istiadat bahkan temperamen dasar kita sebagai manusia tidak boleh lagi dijadikan alasan untuk memaklumi sesuatu hal yang dapat menghambat pembentukan karakter kita, sehingga segala sesuatu yang tidak baik haruslah dibuang dan dimatikankarena semua nilai-nilai negatif tersebut dapat menjadi celah dan pintu bagi iblis untuk menghancurkan kita. Jika adasesuatu yang baik dapat terus kita pertahankan, tetapi yang menjadi kekurangan itulah yang kita pakai untuk bekerjasama dengan Allah untuk membentuk karakter kita agar kehidupan kita dapat berkenan kepada Allah.
Tugas kita yang harus mematikan segala yang tidak baik dalam hidup kita, karena diri kita masing-masing dan juga orang-orang terdekat kita yang paling tahu apa saja karakter buruk yang masih ada dalam diri kita, oleh karenanya itu semua harus dibuang dan dimatikan, manusia lama harus ditanggalkan agar kita dapat membuang semua hal-hal yang masih ada dalam diri manusia lama. Kalau kita tidak lalukan maka kita akan gagal dalam proses pembentukan karakter karena pada kenyataannya menguasai diri sendiri jauh lebih sulit dibandingkan menguasai masalah yang kita hadapi.

Amsal 16:32 “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”

Kita juga perlu memahami peranan iman yang kita miliki tujuannya adalah untuk mengubah diri kita, sehingga kita terus menerus diperbaharui didalam Kristus sebab jika kita hidup tidak melakukan firman Tuhan, maka yang kita lakukan adalah dosa.
Semua hal-hal yang sudah kita dapatkan dari Kristus melalui darahNya yang sudah menguduskan kita harus tetap terpelihara dan jangan kita rusak sehingga kita tetap terpelihara dalam iman.

Pdt. R.F.Martino

.

KEMENANGAN YANG MENGALAHKAN DUNIA

GppsPalu – 1 Yohanes 5:4-5 “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?

1 Petrus 5:8-9 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Belajar dari sejarah yang pernah terjadi di dunia ini baik yang terjadi di negara kita maupun di negara-negara lain, ada orang-orang tertentu yang sangat berambisi untuk menguasai dunia dengan berbagai cara, termasuk dalam bentuk kediktatoran, tetapi terbukti sampai hari ini belum ada satu orang pun yang berhasil menguasai seluruh dunia ini karena kekuasaan bisa berfungsi setelah kita menduduki suatu tempat, dan sebelum diduduki tempat itu harus dikalahkan terlebih dahulu. Dijaman sekarang ini orang berlomba-lomba untuk menguasai dunia baik lewat politik, persenjataan yang canggih, ekonomi, ilmu pengetahuan dan kecanggihan tekhnologi atau jurus-jurus yang jitu yang dapat mengalahkan dunia. Hal-hal yang membuat orang berambisi menguasai dunia adalah hal-hal yang riill yang kita hadapi sehari-hari, tetapi dari bacaan alkitab hari ini Tuhan telah memberikan gambaran bagaimana sesungguhnya setiap manusia yang dikatakan dalam firman Tuhan telah lahir dari Allah (lahir baru) dapat mengalahkan dunia dengan iman kita, yaitu iman kepada Yesus Kristus.

I. IMAN YANG MENGALAHKAN DUNIA
Ibrani 11:1”Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Tuhan telah menetapkan setiap orang yang lahir dari Allah (lahir baru) mengalahkan dunia, melalui iman di dalam Yesus Kristus, oleh karena itu merupakan suatu kebodohan bagi orang percaya kalau kebenaran yang harusnya kita nikmati tetapi tidak bisa kita nikmati. Jika kita sebagai orang percaya dapat menjalani hidup dengan iman, maka dengan sendirinya hal ini akan mempengaruhi dunia, karena dunia akan dipenuhi orang-orang percaya yang hidup sebagai pemenang dalam menjalani hidup sehari-hari dan sungguh betapa dahsyatnya keberadaan orang percaya akan dunia ini yang hidup sebagai pemenang-pemenang.
Kita harusnya sangat bersyukur dan merupakan suatu sukacita besar jika kita dapat menikmati iman kita didalam Yesus Kristus, tetapi ada juga orang-orang percaya yang menjalani hidup percayanya dalam tekanan karena merasa berdosa jika tidak melakukan aktifitas-aktifitas rohani berupa doa, ibadah dan puasa, yang seharusnya hal-hal ini dilakukan karena mengasihi Tuhan, tetapi seringkali malahan menjadi tekanan jika tidak dilakukan, karena adanya anggapan bahwa orang yang tidak melakukan aktifitas-aktifitas rohani lebih berdosa dibandingkan dengan yang melakukan, akibatnya orang percaya ini melakukan aktifitas-aktifitas rohani bukan lagi berdasarkan gairah karena cinta akan Tuhan, tetapi hanya karena takut mendapat hukuman dari Tuhan dan penghakiman dari sesama, padahal harusnya semua ini kita lakukan dengan kemurnian dan ketulusan iman, sehingga kita dapat menikmati dengan sukacita dan sejahtera kehidupan iman percaya kita.
Iman itu adalah kekuatan Ilahi yang dahsyat, mari kita renungkan kehidupan kita sebagai orang percaya yang sudah lahir baru, kita bukan lagi orang berdosa tetapi sudah disebut orang benar, kita semua dikuduskan dan dibenarkan, diberi hak menjadi anak-anak Allah. Tetapi beberapa diantara kita hanya berpikiran sempit bahwa dengan kita dikuduskan dan dibenarkan oleh Allah itu hanyalah sebagai jaminan di kehidupan akhirat, bahwa nanti jika kita mati akan masuk dalam kerajaan surga.
Pertanyaannya mengapa kita bisa yakin jikalau kita mati maka akan masuk surga? Jawabannya adalah karena kita percaya, itu membuktikan bahwa kita memiliki iman yang dahsyat untuk hal-hal akhirat.
Tetapi sesungguhnya iman digunakan bukan hanya untuk hal-hal akhirat, tetapi juga untuk hal-hal yang riil karena kita juga masih hidup di dunia. Iman kita kadang lenyap dalam menghadapi realita sehari-hari dan kita tetap hidup dengan cara hidup yang lama dengan menggunakan kemampuan jiwani.
Sebagai contoh, jika kita mengalami difitnah orang lain apa reaksi kita? unsur jiwani kita pastinya akan marah dan tersinggung, tetapi coba bandingkan dengan ayat firman Tuhan yang berkata : “ Jika musuhmu lapar, berilah ia makan”
Secara akal manusia hal ini tidak dapat lakukan, tetapi kita harus dapat melakukannya dengan iman karena ketaatan akan firman Tuhan.
Hanya iman kita yang dapat mengalahkan dunia, penentuan kalah atau menang hanya terjadi jika ada pertempuran sebelumnya, dalam I Petrus 5 kita dapat memahami bahwa ini adalah pertempuran melawan Iblis, karena tidak ada orang percaya yang luput dalam melawan Iblis. Sesunguhnya Iblis telah dikalahkan oleh Yesus Kristus, tetapi Iblis tidak menerima kekalahannya, karena itu dia menggunakan tipu muslihat untuk menyerang orang percaya. Melawan iblis sebenarnya tidak berat karena kita menghadapi Iblis yang telah dikalahkan oleh Yesus Kristus, saat ini yang kita lawan adalah tipu muslihatnya, perlawanan ini dapat kita lakukan dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, tetapi walaupun hanya menghadapi tipu muslihat iblis kita harus tetap menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah

Efesus 6:10-11 “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.”

Dalam Roma I:17, Roma 10:17 dikatakan kita harus hidup oleh iman, sehingga dengan firman Tuhan yang kita miliki, kita dapat mengalahkan tipu muslihat iblis.

II. MENIKMATI HIDUP DI DALAM IMAN
Suatu waktu jika kita meminta sesuatu kepada Tuhan sebenarnya kita datang dengan iman didalam nama Tuhan Yesus melalui doa kita, karena iman merupakan dasar dari sesuatu yang kita harapkan walaupun secara nyata hal yang kita minta tersebut belum ada wujudnya atau belum terjadi dan juga belum kita terima. Saat itu sebenarnya kita sedang berusaha membangkitkan iman atas apa yang kita minta dan karena kita meminta didalam nama Tuhan Yesus maka Tuhan dengan berbagai cara akan memberikan jawaban doa tersebut, maka hal itu ketika kita terima sudah menjadi kenyataan. Hal ini membuktikan bahwa kita sudah terlatih untuk menggunakan iman kita, bahkan kita rela berpuasa, berdoa untuk suatu permintaan doa.
Dari pengalaman diatas, harusnya kita juga bisa memakai iman kita untuk menghadapi realita-realita hidup di dunia ini dalam berbagai hal, kita tidak hanya menggunakan iman untuk sekedar memperoleh suatu jawaban doa. Kekuatan Ilahi yang ada di dalam Yesus adalah untuk dinikmati didalam hidup kita sehari-hari.

III. PENGHALANG MENGGUNAKAN IMAN DALAM REALITA HIDUP
Tipu muslihat iblislah yang membuat kita tidak dapat menggunakan iman untuk menghadapi segala realita hidup. Misalnya ketika kita disakiti orang kita tidak berdoa dan berpuasa untuk menghadapinya, bahkan mengampuninya tetapi lebih memilih menyimpan kemarahan itu sehingga menjadi kepahitan yang akhirnya menjadi dosa dalam hidup kita.

Matius 17:20 “Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”

Kisah dalam Matius 17 bercerita tentang Yesus menyembuhkan seorang anak yang sakit ayan, padahal sesungguhnya penyakit itu hanyalah bentuk dari manifestasi dari kuasa kegelapan dalam diri anak tersebut dan murid-murid tidak dapat menyembuhkannya. Murid-murid tidak dapat mengetahui apakah itu sakit secara fisik atau karena dirasuk setan, inilah salah satu bentuk tipu muslihat iblis, membuat murid-murid tidak dapat membedakan apakah itu sakit secara fisik atau kerasukan setan.
Bacaan ini membantu kita menemukan bahwa menyatakan iman dalam alam nyata lebih sulit dibandingkan dalam alam roh,
Untuk menghadapai hal-hal nyata yang terjadi sehari-hari, kadangkala kita seperti tidak punya iman, padahal kita sudah terlatih untuk menggunakan iman dari hal yang tidak ada menjadi ada (Iman untuk suatu jawaban doa).
Seringkali kita hanya mengunakan unsur-unsur jiwani yang dangkal ini, oleh karena itu Yesus mengatakan kepada murid-muridNya karena mereka kurang percaya sehingga tidak dapat mengusir setan dari tubuh anak itu. Tetapi jika kita menggunakan iman maka kita akan masuk dalam pengalaman kemustahilan yang mana analisa logika kita tidak dapat menembus hal-hal yang mustahil tersebut.
Sehingga kita dalam menjalani hidup ini, dapat kita jalani dengan optimis, antusias dan sukacita, itulah iman yang mengalahkan dunia

IV. KAPAN MENIKMATI IMAN?
Yakobus 2:14-20 “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?”

Kalau kita menjadikan iman hanya sebagai pengetahuan, maka kita tidak akan menikmati iman kepada Yesus Kristus. Oleh karenanya kita harus belajar untuk melakukan dan mempraktekkannya sehingga dapat kita nikmati. Misalnya, dalam doa Bapa kami berkata: “Ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami, karena jika kita tidak mengampuni maka kita juga tidak akan mengampuni.”
Hal seperti inilah harusnya menjadi kesempatan kita bagi kita untuk menikmati iman percaya kita, kita memilih melakukan firman atau tidak. Jika kita mau hidup dalam sejahtera kita harus melepaskan pengampunan kepada orang tersebut. Dengan melakukan firman barulah kita bisa menikmati iman percaya kita, oleh karenanya mari kita nikmati iman percaya kita kepada Kristus dalam hidup sehari-hari sehingga kita dapat terus memuliakan Tuhan

Pdt. R.F. Martino

MEMBANGUN DIRI DALAM IMAN

Yudas 20 “Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.”

I Korintus 15:10 15:10 “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”

Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam melakukan pekerjaan membangun. Secara alamiah hal itu kita lakukan dalam hidup kita. Sebagai contoh: Orang tua yang bertanggungjawab akan tahu persis apa yang harus dia lakukan untuk anak-anaknya. Mengasuh dan membimbing hingga anak itu bertumbuh sampai usia tertentu anak itu dilatih untuk mandiri. Orang tua bukan hanya membangun dirinya sendiri tetapi ia membangun diri anaknya hingga sampai usia tertentu untuk dilatih mandiri. Membangun diri sendiri bukanlah yang bermakna negatif yang tujuannya mencintai diri sendiri. Membangun dalam hal ini adalah suatu penegasan. Contoh lainnya adalah seorang laki-laki/ayah sebagai kepala rumah tangga yang harus membanting tulang agar ada kejelasan tentang masa depannya dan juga keluarganya. Ada juga orang yang membangun studinya, misalnya selama ia kuliah ia mengambil jurusan kedokteran tetapi begitu di dunia kerja ia tidak menggunakan disiplin ilmunya karena dia harus bergelut dalam dunia bisnis dan masih banyak contoh lainnya. Tetapi yang jelas ada perjuangan dan pergumulan untuk sesuatau yang diharapkan dan hal itu menjadi kegiatan sehari-hari. Inilah realita yang ada.
Kita bukan hanya sekedar berjuang untuk membangun hal-hal lahiriah saja, kita juga diajar untuk membangun diri kita sendiri di dalam iman. Sangat disayangkan, bahwa sebagian besar orang percaya, ketika berbicara mengenai iman, pemahamannya sangat dangkal yaitu hanya sebatas “mati masuk surga”. Hal ini memang benar, kita yang sudah lahir baru, oleh iman percaya kita, maka ada jaminan keselamatan. Tapi kita tidak boleh lupa bahwa kita masih hidup di dunia ini dan beraktifitas dengan segala pergumulan dan realita hidup yang ada.

Dalam Yudas 20 berkata: “Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.”

Ini menjelaskan bahwa ada iman yang tidak suci/tercemar. Iman yang tercemar tidak bisa digunakan untuk menjadi dasar karena jika dasarnya salah maka yang dibangun diatasnya adalalah menara Babel yaitu kesombongan, keangkuhan, prestise, kebanggaan, dll.
Iman yang kudus adalah iman yang sejati. Iman yang masih disertai dengan kepercayaan-kepercayaan tempo dulu, takhayul-takhayul nenek moyang, tidak akan pernah berhasil untuk menyenangkan hati Tuhan dan tidak dapat dipakai sebagai dasar untuk membangun diri dalam iman
Jika kita tidak mau membangun diri kita dalam iman maka kita sama saja menyia-nyiakan kasih karunia yang sudah diberikan pada kita. Paulus berkata bahwa ia bergumul dan bekerja keras untuk membangun dirinya di dalam iman, karena inilah pergumulan iman. Selama kita tidak mau bergumul dalam iman, kita tidak akan dapat mencapai apa-apa.
Ingatlah bahwa sejak kita telah lahir baru, Iblis selalu mengincar kita dan berusaha untuk menjatuhkan kita. Apapun akan Iblis lakukan untuk menyentuh dan mencelakakan kita. Padahal sejak kita lahir baru Iblis tidak berhak menyentuh kita, kecuali peristiwa Ayub yang diijinkan Tuhan untuk Iblis bisa mencobainya. Tapi mengapa Iblis bisa menerobos dan menyentuh kita?

JANGAN MAU DIGESER

Kolose 1:23 “Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”

Iblis selalu menunggu waktu yang tepat untuk dapat mencobai kita. Dalam Roma 8:28 Tuhan mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan setiap orang percaya akan mendatangkan kebaikan. Tapi di lain sisi Iblispun mengambil kesempatan berusaha untuk menghancurkan kita di setiap realita hidup yang ada.
Biasanya pemahaman kita mengenai serangan Iblis hanyalah sebatas dalam hal malapetaka yang mengerikan dan menghancurkan. Hal itu lumrah, seperti halnya yang terjadi pada Ayub. Dan hal ini membuat kita cukup cerdik untuk mengantisipasi serangan Iblis. Tapi sadarlah bahwa seringkali Iblis melakukan penyerangan tanpa kita sadari.

“…dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil…”

Dalam kasus ini, Iblis tidak datangkan malapetaka yang hebat, ia hanya menggeser sedikit saja. Ini berarti ada peranan dari kita “yang mau digeser”. Hal ini terjadi tanpa kita sadari. Ibarat sebuah titik yang ditarik dari suatu garis, yang awalnya tidak jauh, tanpa disadari tetapi lama kelamaan garis itu menjauh.
Akhir zaman ini banyak hamba-hamba Tuhan sedang mengalami hal ini, sudah diperingati dan diberi nasihat tapi tidak mau menerima karena merasa tidak ada yang salah pada dirinya. Padahal dia tidak sadar bahwa dirinya sudah bergeser makin lama makin jauh, ia merasa tetap pada jalannya, tetapi jalan yang dibuatnya sendiri.
Pengajarannya sudah bergeser tapi tidak sadar, karena dia menyangka bahwa yang dia bahas masih firman.
Kita harus menyadari hal ini, karena terkadang kesetiaan kita sudah bergeser. Ini trik Iblis yang paling halus karena tidak disertai dengan peristiwa celaka jadi seringkali sulit dideteksi.

II Korintus 2:11” supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.”
Ayat di atas membuktikan bahwa Tuhan memberikan kita hikmat untuk tahu trik-trik Iblis dalam menjatuhkan manusia. Kita perlu berhati-hati!
Bukan hanya hamba-hamba Tuhan, ada banyak yang sudah mulai tergeser. Ada yang bergeser dari motivasi mengikut Tuhan, sehingga motivasinya sudah tercemar. Ada yang begitu tulus ikhlas mengasihi Tuhan, tapi kasihnya sudah mulai bergeser ke hal-hal yang lain.
Jangan mau digeser! Apa yang ada pada kita yang sudah bergeser? Adalah bijaksana jika kita mengintropeksi diri masing-masing, dalam hal apa saja kita sudah mulai tergeser?

Setiap bangunan pasti dibangun diatas sebuah dasar. Begitu juga dengan kita, lahir baru yang kita alami saat pertama kali mengalami pertobatan merupakan dasar untuk kita membangun manusia rohani kita. Jadi pengalaman lahir baru merupakan hal yang mutlak bagi setiap orang yang rindu membangun manusia rohaninya. Tapi jika kita sudah lahir baru, yang berarti sudah ada dasar, tetapi kita tidak mau membangun di atasnya maka sama saja kita menyia-nyiakan kasih karunia yang sudah Tuhan berikan pada kita. Dalam menjalani hidup sehari-hari, apakah kita mampu bertahan sampai akhir? Tidak ada jaminan bagi kita karena kita tidak membangun diri kita di dalam iman.

I Korintus 13:11-16 “11Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. 12Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 13sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 14Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 15Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. 16Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”

Ketika kita sudah mulai membangun, hendaklah masing-masing kita memperhatikan bagaimana kita membangun. Ini berbicara mengenai kualitas. Hal ini harus menjadi perhatian agar pekerjaan membangun kita tidak menjadi sia-sia. Sebagian besar kita sudah melayani pekerjaan Tuhan di tempat ini, bagiamana kualitasnya? Pasti kita tidak mau menjadi tenaga gratis. Pekerjaan setiap orang akan diuji, kalau pekerjaannya terbakar, berarti ia tidak akan mendapat apa-apa. Oleh sebab itu dalam membangun yang disertai dengan bentuk aktifitas iman lakukanlah dengan berkualitas, supaya usaha kita tidak menjadi sia-sia.

HAL-HAL APA SAJA YANG HAUS KITA LAKUKAN AGAR KITA TIDAK TERGESER/TERPENGARUH?
I Petrus 1:5-7 “5Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, 6dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 7dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.”
Ada tujuh hal yang harus kita tambahkan kepada iman kita yaitu: kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara dan kasih akan semua orang. Ketujuh hal ini adalah pengalaman hidup sehari-hari dalam mempraktekkan firman Tuhan. Jadi, tidaklah sulit dilakukan asalkan kita mau. Ketika kita melakukan hal ini dan sementara itu juga muncul peristiwa, kita tidak menghadapinya dengan manusia lama tapi kita hadapi dengan iman. Kekuatan kuasa firman Tuhan hanya bisa dinikmati ketika firman itu dilakukan. Jika kita tidak melakukannya maka firman itu hanyalah sebuah tulisan/huruf saja.

APA HASILNYA?
I Petrus 1:8 “Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.”

BAGAIMANA JIKA KITA TIDAK MAU MELAKUKAKNNYA?
I Petrus 1:9 “Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.”

Posisi tergeser adalah lebih berbahaya daripada jatuh secara langsung. Kalau tergeser kadang orang tersebut tidak menyadarinya. Tetapi kalau jatuh, orang tersebut akan segera menyadarinya dan bangkit kembali.

I Petrus 1:10 “Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.”

Kita tidak akan pernah tersandung, meski dunia mengatakan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tapi firman Tuhan mengatakan bahwa jika kita melakukan semuanya maka kita tidak akan pernah tersandung.

Pdt. RF. Martino

KETIKA KASIH SEMULA MENJADI DINGIN

Matius 24:12 “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” (Dingin = tawar (TL)
Di akhir zaman, dosa dan kedurhakaan bukan berkurang namun bertambah-tambah. Kita harus mengambil langkah antisipasi supaya tidak termasuk dari yang disebutkan “kebanyakan orang” yang kasihnya menjadi dingin/tawar.
2 Timotius 3:1-5 berkata mengenai keadaan manusia di akhir zaman, “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”
Dalam 1 Korintus 13:13 disebutkan ada iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar diantaranya adalah kasih. Kasih adalah dasar dari semuanya. Jika kasih kita bermasalah maka iman dan pengharapan kita terganggu.

I. DEFINISI KASIH YANG SEMULA
Apa arti “kasihmu yang semula?”
– Kasih semula/kasih yang mula-mula, diibaratkan kasih dalam suasana “jatuh cinta”
– Kasih semula adalah kasih yang murni, bukan kasih philia, eros dan storge
– Menggetarkan serta bersifat spontan, jauh dari sikap pura-pura atau rekayasa/dibuat-buat
– Kasih semula tidak pernah mau menyakiti serta rela berkorban tanpa merasa berkorban, memberikan apa saja demi yang dikasihinya
– Kasih yang menggelora, kasih yang menutup segala sesuatu, dan kasih yang hanya tertuju kepada yang dikasihi
– Hati yang berkobar-kobar saat kita baru terima Yesus di hati
– Hati yang begitu bersemangat untuk bersaksi, memberitakan injil, berdoa, baca Firman Allah
– Hati yang penuh cinta kepada Tuhan dan sesama
– Hati yang tulus ikhlas tanpa pamrih untuk Tuhan. Hanya ada kata “Ya” untuk Tuhan
– Hati yang bergairah untuk menyenangkan hati Tuhan.

II. KISAH JEMAAT EFESUS, LAODIKIA, SARDIS

JEMAAT EFESUS
Wahyu 2:2-3 “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.”

1. Jemaat Efesus adalah jemaat yang hebat/bagus. Memiliki 5 jawatan (rasul, nabi, guru, gembala, pemberita Injil), juga kepenatuaan (tim penggembalaan), dan peperangan rohani
Jemaat Efesus dirintis oleh Priskila dan Akwila bersama Paulus. Paulus pun pernah tinggal disana selama 3 tahun dan menasihati jemaat Efesus. Apolos seorang yang fasih mengajar kitab suci juga pernah tinggal dan melayani di Efesus. Timotius juga pernah tinggal disana. Maka jemaat Efesus memiliki pengajaran yang bagus sekali
2. Jemaat yang sangat giat dalam pekerjaan Tuhan, menjadi kesaksian di Asia kecil (Wahyu 2:2)
3. Jemaat yang tekun, mengalami banyak aniaya
4. Tegas dalam menghadapi rasul palsu. Mereka punya kepekaan untuk menguji hal yang benar dan yang palsu/tidak benar.
5. Membenci kejahatan (Wahyu 2:6)
Jadi jika kita sekilas melihat jemaat Efesus ini sungguh luar biasa. Pengajaran dan pelayanan mereka semuanya baik. Namun apa yang Tuhan katakan terhadap mereka?
TANGGAPAN YESUS TERHADAP JEMAAT EFESUS dalam Wahyu 2:4 “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” Dalam terjemahan sehari-hari: “Kalian sudah terlalu jauh meninggalkan Aku.”
Ternyata kasih mereka yang semula bermasalah, roh mereka tidak lagi bernyala-nyala. Mereka memang memuji Tuhan dengan mulut mereka namun hati mereka jauh dari Tuhan. Firman Tuhan dalam Matius pasal 7 berkata bahwa di hari-hari terakhir Tuhan ada banyak orang melayani Tuhan dengan luar biasa namun Tuhan berkata, “Aku tidak mengenal engkau!”

JEMAAT LAODIKIA
Wahyu 3:17 “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,”

Jemaat Laodikia juga luar biasa sehingga mereka berpikir bahwa mereka kaya dan tidak kekurangan apa-apa namun Tuhan menegur mereka bahwa sesungguhnya mereka melarat, malang, miskin, buta, dan telanjang.

JEMAAT SARDIS
Wahyu 3:1 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!”
Jemaat Sardis juga sepintas luar biasa. Jemaat ini dikatakan hidup, namun sesungguhnya mati di pandangan Allah. Hal ini sungguh mengerikan karena secara lahiriah jemaat ini masih beribadah namun di hadapan Tuhan mereka telah mati. Peringatan Tuhan kepada jemaat-jemaat tersebut juga ditujukan kepada kita jemaat Tuhan saat ini.

III. APAKAH PENYEBAB HILANGNYA KASIH YANG MULA-MULA?
Penyebabnya adalah:
1. Perselisihan dalam jemaat Efesus
2. Bertambahnya kedurhakaan/dosa (2 Timotius 3:1-5). Ternyata dosa kedurhakaan juga masuk diantara jemaat tersebut
3. Karena disakiti atau dilukai orang. Saat kita sedang berselisih dengan seseorang, hubungan kita dengan Tuhan terganggu. Sakit hati mengganggu kasih kita kepada Tuhan. Apalagi jika orang tersebut berada di gereja yang sama dengan kita. Biasanya menghadapi situasi ini orang akan mengambil keputusan untuk tidak ke gereja. Tanpa disadari iblis telah mengambil keuntungan. Ini tidak boleh terjadi. Perselisihan tersebut harus segera diselesaikan
4. Adanya kekecewaan terhadap realita hidup. Ada ketidakpuasan dalam hidup kita terhadap bentuk fisik, materi/finansial, harapan yang tidak menjadi kenyataan yang semuanya itu dapat menjadi penyebab kasih kita menjadi tawar
5. Kesombongan, seperti yang dialami oleh jemaat di Laodikia (Wahyu 3:17)
6. Terpikat/Mengasihi dunia dan apa yang ada didalamnya. 1 Yohanes 2:15 mengingatkan kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.”
Kita memang membutuhkan uang dan bersosialisasi, namun itu bukanlah kebutuhan yang utama. Jangan mencintai dunia. Saat kita mencintai dunia, hal itu akan mempengaruhi diri kita dan mengurangi kadar kasih dan kadar iman kita kepada Tuhan. Hati-hati dengan keinginan diri. Di gereja ini telah diajarakan “Jangan membeli sesuatu yang kita inginkan sebelum membeli apa yang kita butuhkan.” Cara mengantisipasinya adalah carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepada kita, dan Kolose 3:23 juga berkata apapun yang kita lakukan, lakukan seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
7. Tidak mengasihi sesama. 1 Yohanes 4:20 berkata, “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”

IV. TANDA-TANDA KASIH YANG DINGIN/TAWAR

1. Minat untuk bersekutu/curhat dengan Tuhan berkurang
2. Selera untuk membaca Firman berkurang. Mungkin juga masih membaca Alkitab namun hanya sekedar membaca, sudah tidak ada gairah untuk menggali Firman lebih dalam
3. Kerinduan untuk ibadah/kegiatan rohani berkurang. Sudah malas beribadah atau mungkin juga beribadah namun hanya sebagai rutinitas
4. Suka mengkritik/semua serba salah. Suka mengkritik orang lain karena berpikir orang lain semuanya salah, sesungguhnya ia merasa dirinya yang paling benar
5. Minat untuk hal-hal duniawi semakin bergairah. Orang ini akan selalu bersemangat kapan bisa melakukan lagi hal-hal duniawi
6. Berkurangnya perhatian kepada orang lain
7. Segala bentuk kegiatan rohani dilakukan secara rutinitas, atau mengikuti suasana hati. Jika “mood”nya baik maka ia ke gereja, jika tidak maka ia tidak beribadah
8. Banyak dalih/alasan untuk hal-hal rohani. Dalih/alasan untuk menolak melakukan hal-hal rohani adalah hal yang berbahaya.

V. NASIHAT BAGI JEMAAT EFESUS, SARDIS, LAODIKIA
Wahyu 2:5 “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”
Wahyu 3:2 “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.”
Wahyu 3:19 “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”
Tuhan menghendaki agar mereka kembali kepada kasih yang semula, penyembahan yang benar, dan ketaatan yang benar.

VI. AKIBAT JIKA TIDAK BERTOBAT
JEMAAT EFESUS
Wahyu 2:5 “Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.”

JEMAAT LAODIKIA
Wahyu 3:16 “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”

JEMAAT SARDIS
Wahyu 3:3,5 “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.”

Sayang sekali gereja di Efesus, Laodikia, dan Sardis kini tinggal puing-puing.
Jangan pernah berhenti mengasihi dan melayani Tuhan. Dalam dunia pekerjaan ada kata “pensiun’ namun dalam Tuhan tidak ada kata “pensiun”. Firman Tuhan dalam Markus 12:30-31 berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

VII. CARA BERTAHAN DALAM KASIH YANG SEMULA
1. Jaga hati dari pengaruh keduniawian
2. Menjalin hubungan yang akrab dengan Tuhan dan sesama.
Perlindungan Tuhan dalam Mazmur 91 hanya terjadi bila kita melekat dengan Tuhan. Injil Yohanes juga berkata bahwa jika kita melekat dengan Tuhan maka hidup kita akan berbuah.
3. Penuhi pikiran dan hati dengan MELAKUKAN SEGALA SESUATU HANYA UNTUK TUHAN.

Pdt. Milkha Potuda