This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

KEMENANGAN YANG MENGALAHKAN DUNIA

GppsPalu – 1 Yohanes 5:4-5 “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?

1 Petrus 5:8-9 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Belajar dari sejarah yang pernah terjadi di dunia ini baik yang terjadi di negara kita maupun di negara-negara lain, ada orang-orang tertentu yang sangat berambisi untuk menguasai dunia dengan berbagai cara, termasuk dalam bentuk kediktatoran, tetapi terbukti sampai hari ini belum ada satu orang pun yang berhasil menguasai seluruh dunia ini karena kekuasaan bisa berfungsi setelah kita menduduki suatu tempat, dan sebelum diduduki tempat itu harus dikalahkan terlebih dahulu. Dijaman sekarang ini orang berlomba-lomba untuk menguasai dunia baik lewat politik, persenjataan yang canggih, ekonomi, ilmu pengetahuan dan kecanggihan tekhnologi atau jurus-jurus yang jitu yang dapat mengalahkan dunia. Hal-hal yang membuat orang berambisi menguasai dunia adalah hal-hal yang riill yang kita hadapi sehari-hari, tetapi dari bacaan alkitab hari ini Tuhan telah memberikan gambaran bagaimana sesungguhnya setiap manusia yang dikatakan dalam firman Tuhan telah lahir dari Allah (lahir baru) dapat mengalahkan dunia dengan iman kita, yaitu iman kepada Yesus Kristus.

I. IMAN YANG MENGALAHKAN DUNIA
Ibrani 11:1”Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Tuhan telah menetapkan setiap orang yang lahir dari Allah (lahir baru) mengalahkan dunia, melalui iman di dalam Yesus Kristus, oleh karena itu merupakan suatu kebodohan bagi orang percaya kalau kebenaran yang harusnya kita nikmati tetapi tidak bisa kita nikmati. Jika kita sebagai orang percaya dapat menjalani hidup dengan iman, maka dengan sendirinya hal ini akan mempengaruhi dunia, karena dunia akan dipenuhi orang-orang percaya yang hidup sebagai pemenang dalam menjalani hidup sehari-hari dan sungguh betapa dahsyatnya keberadaan orang percaya akan dunia ini yang hidup sebagai pemenang-pemenang.
Kita harusnya sangat bersyukur dan merupakan suatu sukacita besar jika kita dapat menikmati iman kita didalam Yesus Kristus, tetapi ada juga orang-orang percaya yang menjalani hidup percayanya dalam tekanan karena merasa berdosa jika tidak melakukan aktifitas-aktifitas rohani berupa doa, ibadah dan puasa, yang seharusnya hal-hal ini dilakukan karena mengasihi Tuhan, tetapi seringkali malahan menjadi tekanan jika tidak dilakukan, karena adanya anggapan bahwa orang yang tidak melakukan aktifitas-aktifitas rohani lebih berdosa dibandingkan dengan yang melakukan, akibatnya orang percaya ini melakukan aktifitas-aktifitas rohani bukan lagi berdasarkan gairah karena cinta akan Tuhan, tetapi hanya karena takut mendapat hukuman dari Tuhan dan penghakiman dari sesama, padahal harusnya semua ini kita lakukan dengan kemurnian dan ketulusan iman, sehingga kita dapat menikmati dengan sukacita dan sejahtera kehidupan iman percaya kita.
Iman itu adalah kekuatan Ilahi yang dahsyat, mari kita renungkan kehidupan kita sebagai orang percaya yang sudah lahir baru, kita bukan lagi orang berdosa tetapi sudah disebut orang benar, kita semua dikuduskan dan dibenarkan, diberi hak menjadi anak-anak Allah. Tetapi beberapa diantara kita hanya berpikiran sempit bahwa dengan kita dikuduskan dan dibenarkan oleh Allah itu hanyalah sebagai jaminan di kehidupan akhirat, bahwa nanti jika kita mati akan masuk dalam kerajaan surga.
Pertanyaannya mengapa kita bisa yakin jikalau kita mati maka akan masuk surga? Jawabannya adalah karena kita percaya, itu membuktikan bahwa kita memiliki iman yang dahsyat untuk hal-hal akhirat.
Tetapi sesungguhnya iman digunakan bukan hanya untuk hal-hal akhirat, tetapi juga untuk hal-hal yang riil karena kita juga masih hidup di dunia. Iman kita kadang lenyap dalam menghadapi realita sehari-hari dan kita tetap hidup dengan cara hidup yang lama dengan menggunakan kemampuan jiwani.
Sebagai contoh, jika kita mengalami difitnah orang lain apa reaksi kita? unsur jiwani kita pastinya akan marah dan tersinggung, tetapi coba bandingkan dengan ayat firman Tuhan yang berkata : “ Jika musuhmu lapar, berilah ia makan”
Secara akal manusia hal ini tidak dapat lakukan, tetapi kita harus dapat melakukannya dengan iman karena ketaatan akan firman Tuhan.
Hanya iman kita yang dapat mengalahkan dunia, penentuan kalah atau menang hanya terjadi jika ada pertempuran sebelumnya, dalam I Petrus 5 kita dapat memahami bahwa ini adalah pertempuran melawan Iblis, karena tidak ada orang percaya yang luput dalam melawan Iblis. Sesunguhnya Iblis telah dikalahkan oleh Yesus Kristus, tetapi Iblis tidak menerima kekalahannya, karena itu dia menggunakan tipu muslihat untuk menyerang orang percaya. Melawan iblis sebenarnya tidak berat karena kita menghadapi Iblis yang telah dikalahkan oleh Yesus Kristus, saat ini yang kita lawan adalah tipu muslihatnya, perlawanan ini dapat kita lakukan dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, tetapi walaupun hanya menghadapi tipu muslihat iblis kita harus tetap menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah

Efesus 6:10-11 “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.”

Dalam Roma I:17, Roma 10:17 dikatakan kita harus hidup oleh iman, sehingga dengan firman Tuhan yang kita miliki, kita dapat mengalahkan tipu muslihat iblis.

II. MENIKMATI HIDUP DI DALAM IMAN
Suatu waktu jika kita meminta sesuatu kepada Tuhan sebenarnya kita datang dengan iman didalam nama Tuhan Yesus melalui doa kita, karena iman merupakan dasar dari sesuatu yang kita harapkan walaupun secara nyata hal yang kita minta tersebut belum ada wujudnya atau belum terjadi dan juga belum kita terima. Saat itu sebenarnya kita sedang berusaha membangkitkan iman atas apa yang kita minta dan karena kita meminta didalam nama Tuhan Yesus maka Tuhan dengan berbagai cara akan memberikan jawaban doa tersebut, maka hal itu ketika kita terima sudah menjadi kenyataan. Hal ini membuktikan bahwa kita sudah terlatih untuk menggunakan iman kita, bahkan kita rela berpuasa, berdoa untuk suatu permintaan doa.
Dari pengalaman diatas, harusnya kita juga bisa memakai iman kita untuk menghadapi realita-realita hidup di dunia ini dalam berbagai hal, kita tidak hanya menggunakan iman untuk sekedar memperoleh suatu jawaban doa. Kekuatan Ilahi yang ada di dalam Yesus adalah untuk dinikmati didalam hidup kita sehari-hari.

III. PENGHALANG MENGGUNAKAN IMAN DALAM REALITA HIDUP
Tipu muslihat iblislah yang membuat kita tidak dapat menggunakan iman untuk menghadapi segala realita hidup. Misalnya ketika kita disakiti orang kita tidak berdoa dan berpuasa untuk menghadapinya, bahkan mengampuninya tetapi lebih memilih menyimpan kemarahan itu sehingga menjadi kepahitan yang akhirnya menjadi dosa dalam hidup kita.

Matius 17:20 “Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”

Kisah dalam Matius 17 bercerita tentang Yesus menyembuhkan seorang anak yang sakit ayan, padahal sesungguhnya penyakit itu hanyalah bentuk dari manifestasi dari kuasa kegelapan dalam diri anak tersebut dan murid-murid tidak dapat menyembuhkannya. Murid-murid tidak dapat mengetahui apakah itu sakit secara fisik atau karena dirasuk setan, inilah salah satu bentuk tipu muslihat iblis, membuat murid-murid tidak dapat membedakan apakah itu sakit secara fisik atau kerasukan setan.
Bacaan ini membantu kita menemukan bahwa menyatakan iman dalam alam nyata lebih sulit dibandingkan dalam alam roh,
Untuk menghadapai hal-hal nyata yang terjadi sehari-hari, kadangkala kita seperti tidak punya iman, padahal kita sudah terlatih untuk menggunakan iman dari hal yang tidak ada menjadi ada (Iman untuk suatu jawaban doa).
Seringkali kita hanya mengunakan unsur-unsur jiwani yang dangkal ini, oleh karena itu Yesus mengatakan kepada murid-muridNya karena mereka kurang percaya sehingga tidak dapat mengusir setan dari tubuh anak itu. Tetapi jika kita menggunakan iman maka kita akan masuk dalam pengalaman kemustahilan yang mana analisa logika kita tidak dapat menembus hal-hal yang mustahil tersebut.
Sehingga kita dalam menjalani hidup ini, dapat kita jalani dengan optimis, antusias dan sukacita, itulah iman yang mengalahkan dunia

IV. KAPAN MENIKMATI IMAN?
Yakobus 2:14-20 “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?”

Kalau kita menjadikan iman hanya sebagai pengetahuan, maka kita tidak akan menikmati iman kepada Yesus Kristus. Oleh karenanya kita harus belajar untuk melakukan dan mempraktekkannya sehingga dapat kita nikmati. Misalnya, dalam doa Bapa kami berkata: “Ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami, karena jika kita tidak mengampuni maka kita juga tidak akan mengampuni.”
Hal seperti inilah harusnya menjadi kesempatan kita bagi kita untuk menikmati iman percaya kita, kita memilih melakukan firman atau tidak. Jika kita mau hidup dalam sejahtera kita harus melepaskan pengampunan kepada orang tersebut. Dengan melakukan firman barulah kita bisa menikmati iman percaya kita, oleh karenanya mari kita nikmati iman percaya kita kepada Kristus dalam hidup sehari-hari sehingga kita dapat terus memuliakan Tuhan

Pdt. R.F. Martino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *