This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

Daily Archives: 13/10/2019

KECEWA

Yesaya 55:8-9 8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. 9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Matius 11:2-6 2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, 3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” 4 Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. 6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”

Semua orang pasti pernah mengalami dengan apa yang namanya kecewa, jika ada yang mengatakan belum, tunggulah waktunya pasti akan mengalami peristiwa kecewa.
Hal ini tidak boleh dianggap remeh, kecewa dalam bentuk apapun dan kepada siapapun, baik itu kepada manusia atau dalam bentuk peristiwa-peristiwa alam/situasi lingkungan sekitar, apalagi kecewa kepada Tuhan .
Kekecewaan yang tidak segera diatasi maka akan berakibat fatal, karena dari rasa kecewa akan muncul rasa tawar hati, bisa mendatangkan kejengkelan, membangkitkan amarah, bahkan menghilangkan rasa simpati. Tidak bisa dibiarkan karena akan menggerogoti segala yang baik yang ada pada kita, sehingga semua yang baik bisa menjadi rusak.
Kita tahu bahwa kekecewaan ini bisa berakibat fatal bagi kita, maka kitapun harus sadar bahwa pribadi kita juga harus berusaha untuk tidak membuat orang lain menjadi kecewa. Jangan menjadi penghadir kekecewaan bagi orang lain dan kita tidak boleh menjadi batu sandungan dan tidak boleh menjadi korban batu sandungan.

Contoh kasus 1: Yohanes
Bangsa Israel mengalami masalah yang Tuhan izinkan, saat itu penguasa berubah dan keadaan sudah hancur dan dikuasai Roma. Secara kebenaran mereka tahu akan datang Mesias yang akan membebaskan mereka. Bangsa Israel tidak dapat menangkap rancangan Allah seutuhnya dari kekal sampai kekal, mereka memiliki gambaran bahwa ketika Mesias itu datang akan memiliki wujud yang luar biasa, bisa mengatasi segala masalah, pribadi yang dihormati dan disanjung tinggi. Ini adalah analisa logika yang lumrah.
Jika bukan hal yang penting, Yesus tidak akan berkata kepada utusan Yohanes: “..berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Yesustidak menjawab dengan cara berpikir logika manusia tapi menjawabnya dengan kemampuan supranatural, melampaui akal logika.

Contoh kasus 2: Orang sedaerah dengan Yesus
Matius 13:55-58 55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” 57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” 58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Ketika Yesus “pulang kampung” tidak banyak mujizat yang Dia lakukan, karena memang ketidakpercayaan mereka yang dimulai dengan rasa kecewa mereka. Mereka tidak pernah menduga bahwa yang melakukan mujizat itu rupanya hanyalah seorang anak tukang kayu, yang kesehariannya ada bersama-sama dengan mereka.
Jadi sebenarnya kita tidak dapatmenghindar dari tidakmenerima danmengakui bahwa itulah pola berpikir manusia pada umumnya. Orang akan selalu menghubungkan dengan asal usul kita? Apapun penilaian orang terhadap kita, kita harus menerimanya. Nah, begitupula yang terjadi pada Yesus saat itu, akhirnya Yesuspun ditolak oleh orang tempat Ia berasal.

Contoh Kasus 3: Orang muda yang kaya
Markus 10:22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Orang muda yang kaya ini menjadi kecewa karena Tuhan menyuruhnya melakukan hal yang tidak sesuai dengan konsepnya. Yesus menyuruh ia menjual hartanya, ia pergi dengan sedih, karena hartanya banyak. Ia mahir melakukan hal-hal rohani tapi tidak mahir mengulurkan tangan untuk  menolong orang dalam hal finasial. Saya pernah mengatakan bahwa adalah aneh menemukan orang-orang yang semakin rohani tapi semakin kikir. Semakin giat dalam kegiatan rohani tapi semakin giat juga menggantungkan hidupnya pada orang lain. Sementara mulut mengajar orang lain agar berharap kepada Tuhan, tapi sementara itu juga hidupnya sendiri berharap kepadaorang lain. Banyak orang rohani yang punya mental seperti ini (mental parasit). Ini sama dengan mempermalukan dan menghina Tuhan. Karena kita masing-masing harus punya pengalaman kedahsyatan dengan Tuhan atas hidup kita. Orang lain boleh tergerak, asal Tuhan yang gerakkan bukannya kita yang “menggerakkan”.

Setitik bibit kecewa bisa bertumbuh dengan besar, akan berbunga dengan kebencian dan penolakan. Seringkali dianggap remeh dan dianggap wajar karena dasar mereka memahaminya berdasarkan hal-hal logika.
1.    APA ITU KECEWA?
Kecewa terjadi karena kenyataan tidak seperti yang diinginkan dan diharapkan. Sederhana tapi tidak bisa dianggap remeh. Akar dari kecewa adalah karena kita sudah punya konsep sendiri. Belajar dari kasus Yohanes Pembaptis yang waktu itu bertanya dari dalam penjara. Ketika ada saat tertentu dalam kehidupan dan kita mulai keluar (atau dikeluarkan) dari zona nyaman dan pergerakan kita terbatas, kemudian muncullah pemikiran dan perasaan hadirnya kecewa. Sama dengan beberapa pertanyaan yang dikeluarkan oleh beberapa anak Tuhan: “Tuhan, mengapa ini terjadi padaku?” Adalah lumrah berkata seperti itu dan membuat perasaan Tuhan terganggu, karena yang terbaik sudah dilakukanya bagi kita, tapi kita tidak dapat mengerti rencana Tuhan yang tertulis dalam Yesaya 55:8-9. Semua kemampuan analisa logika kita tidak akan pernah mencapai apa yang menjadi rancangan Tuhan. Sekarang kita tidak mengerti, tapi nanti kita pasti akan mengerti. Apalagi kita sebagai orang percaya dimana Tuhan membawa kita masuk ke dalam pengalaman kedaulatan Tuhan, kita akan lebih bingung, karena apa yang Tuhan lakukan terbalik dengan apa yang Tuhan janjikan, sehingga hal ini bisa membuat kita kecewa. Oleh sebab itu kita harus berusaha mengerti kehendak Tuhan.

Hal yang membuatkitakecewa, tidakperlumerusakimandanjatidiri/kepribadiankita.Janganpernahmemeliharabibitkecewa, itumerupakan “bibitunggul”, meskitidakdipupuki,apalagidipupuki, iaakanbertumbuhdengansendirinya.

2.    Mengapa bisa kecewa?
–    Mempertahankanapa yangmenjadikonsepnyasendiri
–    Tidakbisamenerimakenyataanhadirnyakekecewaaanini, baikkepadasesamaataupunsituasilingkungan. Karenasemuanyabisaberubahmenjadisituasi yang mengecewakanjikakitatidaksiap mental.

3.    Antisipasi apa yang dilakukan?
–    Terimadanhadapirealitakekecewaaanitu, siapapundanapapunbentuknya, kelolaolehimankita. JikakitatetapmempertahankankekecewaanmakaakanberakibatmerusakdirisendiridantidakakanpernahbelajarmengertikehendakTuhan, karenakitamemaksakankehendakkita.
AdakalanyaTuhanmengijinkankekecewaanituterjadi, untukmenghancurkankonsep yang tidaksesuaidengankonsepnyaTuhan.
Ayub 14:18-19 18 Tetapi seperti gunung runtuh berantakan, dan gunung batu bergeser dari tempatnya, 19 seperti batu-batu dikikis air, dan bumi dihanyutkan tanahnya oleh hujan lebat, demikianlah Kauhancurkan harapan manusia.
Belajar dan berusaha mengantungkan diri danharapanhanya pada Tuhan, kalau tidak Tuhan akan hancurkan konsep kita dengan banyak cara.
–    MemahamiKedaulatanTuhan
Lebihbijaksanajikakitamerenungkankonsepdasaralkitabiah yang haruskitamiliki, bukankonsepdunia yang memenuhipikirankita, bukankehendaksendiri, pikiransendiri, perasaansendiritapiTuhanmenghendaki agar semuadikendalikanolehRoh Allah

–    Melepaskan Hak
Filipi 2:4-84dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesusadalah Allah, tapiketika di dunia, Iatidakmempertahankanhak-Nyasebagai Allah, tetapitaatsampaimati. Jangankitamenjadikecewadanjanganjugamembuat orang lainmenjadikecewadanmembuatTuhankecewa. Jagalahhatikita.Melepaskan hak berarti melepaskan pengampunankepada orang itu, walaupunkekecewaanitubegitumenyakitkantapiiatidakakantumbuhsuburdihatidanmengganggupikirankarenasudahtidakmendapattempat di dalamdirikita, karenamengampuniberartimelupakan.
BagiSaudara  yangtukangmembuat orang lain kecewa, bertobatlah! Ketahuilah, mengapakitabisamengecewakan orang lain? Secararohanikitabisamenangkapbahwasiapakah “memakai” kitasehinggakitamenjadipembuatkecewa.
Akarnyajugasama, yaitupunyakonsepsendiri, sehinggakonsep yang sudahdiberikan, tidakdilakukan, sehinggamembuat orang kecewa. Kita tidakbolehmenjadikorbankecewa, tapikitajugajanganmenjadipembuatkecewa.Tuhantidakakanmemberkati orang yang membutakecewa. Dan kitajugaperlumemahamidanintropeksidiri: “Apa yang terjadipadaku, sehinggasayamengecewakan orang lain?”.

By : Pdt. R.F. Martino