This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

Daily Archives: 15/09/2019

GENERASI MILENIAL

2 Timotius 3:1-6  1Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, 3tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,4suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.5Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!6Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu,

Kisah Para Rasul 2:17-18 17Akan terjadi pada hari-hari terakhir — demikianlah firman Allah — bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. 18Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.
Ada dua peristiwa yang bentuknya bermacam-macam dan ada pula dua generasi yang akan nampak pada akhir zaman. Dituliskan dalam ayat-ayat diatas bahwa diakhir zaman, anak-anak laki-laki dan perempuan dan semua orang akan dipenuhi oleh Roh Kudus, mereka akan melakukan perkara-perkara yang besar. Semuanya ini mewakili suatu generasi yang ada pada akhir zaman. Sesuai dengan konteks pekerjaan Roh Kudus akhir zaman, kita menyebut mereka sebagai generasi penuai.

Dikatakan pula oleh firman Tuhan dalam 2 Timotius 3 ayat 1 sampai 5, bahwa ada sekumpulan orang yang senantiasa beribadah tetapi tidak ada kuasa di dalam diri mereka. Jadi mereka adalah orang-orang yang hanya beribadah secara rutinitas tanpa menikmati hasil ibadah itu. Mereka ini juga adalah generasi akhir zaman yang secara kasar disebut sebagaigenerasi bejat.Mulai ayat 1 sampai 5, akan mengerikan jika bentuknya adalah peristiwa. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Baru saja terjadi dan disiarkan melalui media nasional kasus seorang istri menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh suami dan anaknya kemudian membakarnya di dalam mobil. Pembunuh bayaran dapat melakukan hal tersebut karena didasari oleh uang.
Jika semua poin kejahatan dalam ayat-ayat diatas menjadi bentuk peristiwa, maka akan sangat mengerikan. Dikatakan bahwa orang akan membual atau bicara besar dengan kata lain omong kosong, manusia akan menyombongkan diri, dalam kondisi seperti inilah generasi yang ada di sini. Mereka akan memfitnah, dan hal ini sedang kita alami di bangsa kita, di negeri kita dimana orang sering menyebutnya dengan “hoax” yang isinya adalah fitnah atau berita bohong. Manusia akan memberontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, tidak memperdulikan agama, tidak tahu mengasihi, suka menjelekkan orang, tidak suka yang baik, suka menghianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Tetapi yang mengherankan ialah mereka tetap menjalankan ibadah mereka tetapi memungkiri kekuatannya. Mereka tidak mengalami kuasa ibadah itu. Ibadah hanyalah suatu kebiasaan. Kedua generasi ini berada pada akhir zaman.
Sudah disampaikan jauh sebelumnya bahwa ada 2 kelompok dalam generasi yang sama yang disebut generasi milenial. Inilah generasi yang ada pada akhir zaman. Tanggal 31 Desember 1999 sebelum memasuki tahun 2000, adalah saat yang sangat menentukan dan mendebarkan bagi seluruh dunia saat itu, baik yang ada kaitannya dengan database, perbankan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan komputer. Ada berbagai macam analisa, bahwa 1999 akan segera berakhir dan dunia masuk pada era milenial. Dikuatirkan dengan berubahnya angka dari 1999 menjadi 2000 akan ada masalah yang dapat mengakibatkan data-data menjadi berantakan. Oleh karena itu gedung-gedung yang besar mereka menyalakan lampunya sampai pagi. Dan begitu selamat, ada sukacita yang luar biasa karena telah teratasi dan tidak ada satupun komputer yang terganggu dalam hal database oleh karena perubahan yang terjadi.

Memasuki era seperti ini ada banyak antisipasi yang dilakukan, bukan hanya hal yang menyangkut database dan kaitannya dengan IT(information technology) akan tetapi juga hadirnya generasi akhir zaman yaitu generasi milenial. Sebagian anak-anak muda, sangat bangga disebut sebagai kelompok atau generasi milenial. Gereja tidak siap dan tidak mengantisipasi akan hal yang akan terjadi. Ketika gereja mengantisipasi gereja hanya berfokus kepada bagaimana Tuhan memakai setiap orang pada akhir zaman untuk menjadi para penuai atau generasi penuai, sementara gereja hadir dan berada dan dikelilingi oleh kaum milenial. Ketika gereja dengan tanpa antisipasi, mengoperasikan pelayanannya di akhir zaman dalam menghadapi masyarakat dan generasi milenial maka tanpa disadari, hal-hal yang sangat berbahaya dari dampak milenial ini akan menerobos masuk dalam gereja dalam segala hal, baik dalam hal ibadah, manajemen pelayanan dan bahkan juga bisa sampai kepada doktrin, dan hal ini sudah terjadi pada gereja.

Oleh karena itu saya mengingatkan tentangpentingnya mengikuti pemuridan di gereja ini karena salah satunya berbicara tentang hidup berjemaat. Sebab jika kita tidak memahami hal ini, maka orang akan beribadah saja tetapi tidak berjemaat. Adalah suatu hal yang mengherankan ketika seorang jemaat yang sudah tertanam dalam gereja lokal ditempat ini tetapi masih mencari-cari tempat ibadah lainnya.Kita sudah diajarkan bahwa ketika etika pelayanan dilanggar maka tubuh Kristus pasti terluka. Oleh karena ituGPPS selalu melayani dengan etis. Jika hidup di dunia saja kita memakai etika, apalagi dalam hal pelayanan rohani.
Kita sebagai orang tua punya tanggung jawab masa depan terhadap generasi yang sekarang, anak-anak muda pun yang berada pada generasi sekarang harus waspada dan tahu membaca tanda-tanda zaman apalagi sebagai orang rohani. Baik kalangan tua ataupun muda masing-masing perlu punya antisipasi. Jadi generasi tua saat ini juga masih hidup dalam generasi milenial.

Generasi milenial didefinisikan sebagai masyarakat muda yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000. Umumnya generasi milenial bukanlah decision-makers(pembuat keputusan dan kurang sabar). Memang tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa hal yang terjadi di bumi ini karena perilaku-perilaku daripada generasi sebelumnya contohnya seringkali ketika terjadi longsor dikarenakan adanya pembabatan hutan. Pemanasan global, penangkapan spesies tertentu yang sudah semakin punah termasuk tanaman-tanaman. Sebagian memang benar, tetapi generasi milenial ini tidak sabar untuk mengubah, mereka mau cepat dan instan. Generasi milenial memiliki karakter yang khas. Mereka lahir di zaman TV sudah berwarna dan memakai remote. Sejak masa sekolah sudah menggunakan handphone bahkan sekarang tiap tahun ganti smartphone dan internet menjadi kebutuhan pokok, berusaha untuk terkoneksi di manapun, eksistensi ditentukan oleh jumlah follower dan like.
Generasi tua lahir saat televisi belum ada dan telepon adalah barang mewah. Tetapi sekarang rata-rata 1 orang memiliki dua handphone. Generasi milenial adalah generasi yang memiliki pandangan terbuka untuk pandangan pandangan liberal dan humanis. Mereka adalah generasi pendukung hak gay dan gaya hidup baru non tradisional, umumnya menghindari politik tetapi lebih mencintai alam dan membela bumi. Cara hidup untuk memuaskan diri lebih materialistik, lebih mengutamakan uang, ingin dikenal, punya gambar diri yang baik, kurang mengekang, penerimaan diri atau masuk kelompok atau gabungan orang dikenal sebagai generation me.

Bagaimana mengantisipasi ke dua hal ini? apakah generasi milenial atau anak-anak muda dalam gereja yang berada pada akhir zaman ini akan menjadi generasi penuai ataumenjadi generasi yang rusak. Hal ini bisa saja tidak disadari karena terjadi secara alamiah.

Ada 10 khas ciri khas mereka;
1.    Gampang bosan dengan barang yang dibeli atau konsumtif.
Millennials punya jurus kalap dan gerakan cepat, jika ada produk baru yang keluar maka dengan mudahnya dengan mengakses internet tinggal pencet akhirnya mendapatkan barang yang di inginkan. Jadi pemburu produk baru. Pemuda milenial gampang bosan dengan barang yang mereka miliki sehingga tidak mengherankan barang-barang tersebut berakhir di situs jual beli online.

2.    No gadget, no life. Kemudahan kemudahan yang ditawarkan dan akses internet yang tidak terbatas membuat para milenial betah berselancar dengan gadgetnya. Bukan itu saja tetapi dalam pendidikan dan dunia kerja saat ini, rasanya tidak lengkap jika tidak memanfaatkan kecanggihan teknologi.

3.    Suka melakukan pembayaran non-cash. Kecanggihan teknologi tidak hanya ada pada ponsel pintar, saat ini pun dalam melakukan transaksi, makin modern dengan berkembangnya model non tunai dalam transaksi tidak disia-siakan oleh penggandrung ke instannan.

4.    Suka dengan yang serba cepat dan instan dalam segala hal. Perkembangan teknologi sangat mempengaruhi milenial untuk mendapat hal yang diingini tanpa menunggu lama. Selain itu mobilitas yang padat semakin membuat mereka memilih yang serba instan dan tidak merepotkan. Mau makan atau jalan-jalan, tinggal pencet. Kemudahan-kemudahan inilah jika kita tidak mengantisipasinya, kita hanya menangkap sebagai kemajuan teknologi yang layak dipergunakan dan adalah bodoh jika tidak dipergunakan tetapi dapat menyebabkan hal yang fatal jika kita tidak mengantisipasi.

5.    Lebih memilih pengalaman daripada aset. Lebih memilih pengalaman yang dapat dinikmati daripada menambah aset untuk dijadikan modal. Lebih suka menghabiskan uang untuk pengalaman tertentu dibandingkan menabung atau investasi.

6.    Berbeda perilaku dalam grup satu dan grup lain. Ngobrol rame-rame tidak hanya bisa dilakukan saat nongkrong saja. Menjamurnya beragam aplikasi berbasis chat, semua orang bisa ngobrol dengan teman sekalipun dalam tidur. Kebanyakan millenials punya wajah yang berbeda ketika ada di grup satu dan di grup lainnya.

7.    Multitasking. Millenials sangat Jago jika disuruh untuk melakukan beberapa tugas secara bersamaan. Mobilitas yang tinggi membuat mereka terbiasa melakukan beberapa pekerjaan dengan cepat. Misalnya makan sambil membalas chatting teman.

8.    Kritis terhadap fenomena sosial. Generasi muda menghabiskan banyak waktu untuk berselancar di dunia maya dengan perangkat pintarnya. Dari situlah mereka dihujani dengan berbagai informasi dari seluruh dunia dan tidak mengherankan jika milenial sekarang lebih aktif untuk beropini di media sosial mengenai berita yang sedang hangat dibicarakan. Sedikit-sedikit posting, minuman keluar posting, bakso keluar posting. Oleh karena itu dalam beberapa grup WhatsApp gereja di tempat ini, saya sering mengingatkan untuk tidak memposting berita yang tidak jelas, siapa, kapan dan dimana terjadi.

9.    Suka memposting di sosial media. Apapun yang dilakukan, cenderung untuk mempostingnya di sosial media.

10.    Bagi milenial sharing is cool. Akan lebih bangga bagi millenials jika mereka dapat berbagi.

Beberapa hari lalu ketika saya sedang bekerja dalam ruangan, saya memperhatikan berita di televisi, saya terkejut ketika menyaksikan sebuah warta berita tentang viralnya sebuah lagu yang dalam waktu singkat sudah ditonton oleh sekian banyak orang. Saya perlu menyampaikan hal ini supaya akal sehat dan nilai etis kita tetap berfungsi berdasarkan kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Ini adalah sebuah lagu tentang rindu terhadap Ayah atau Orang tua.https://www.youtube.com/watch?v=jRZvhXu1Gt8

Satu kalimat yang menarik di awal lagu tersebut adalah tidak cukup kata-kata untuk mengungkapkan perasaan atau kasih kepada orang tua tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Tetapi apakah benar demikian?
Bandingkan dengan lagu berikut https://www.youtube.com/watch?v=RPrp5xt6sBI Melalui lagu ini, ternyata kasih kepada orang tua dapat dilukiskan melalui kata-kata. Kita bisa mengerti bahkan meresapi arti kata dari lagu tersebut.
Oleh karena itu, kita perlu peka untuk menangkap sinyal yang Roh Kudus berikan dalam hidup kita supaya dapat melakukan antisipasi.
By : Pdt. R.F Martino