This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

HIDUP DALAM KEHENDAK ALLAH

Yesaya 55:8-9 “ Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. 9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Efesus 5:17 “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”

Dalam ayat yang kita baca di atas menjelaskan bahwa ada perbedaan rancangan manusia dan rancangan Allah serta jalan manusia dan jalan Allah. Zaman sekarang, perbedaan dianggap hal yang lumrah, beda pendapat ataupun ide adalah hal yang biasa, bahkan semua perbedaan itu dianggap dapat memperkaya keanekaragaman. Tetapi saat ini kita tidak berbicara mengenai hal itu, kita tidak berbicara mengenai perbedaan yang lumrah.
Pertanyaannya adalah sebegitu sulitkah mengerti kehendak Allah? Mengapa sampai Tuhan berkata “usahakanlah!”
Apakah masuk surga itu lebih gampang dari menjalani hidup di dunia ini? Allah membenci dosa tapi Dia sangat mengasihi orang berdosa. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus orang yang berdosa. Hanya dengan iman percaya orang yang berdosa bisa menerima-Nya sebagai Tuhan dan juruselamat. Surga dan keselamatan sudah ada di tangan! Mudah bukan untuk masuk Surga?
Menurut Saudara manakah yang lebih susah: Masuk surga? Atau Hidup di dunia yang penuh dengan pergumulan? Sayangnya Tuhan tidak mengijinkan bunuh diri, karena bunuh diri berakibat maut/neraka.
Jika masuk surga adalah sesutu yang sangat mudah, mengapa Tuhan masih membuat susah dengan segala peraturan yang harus dilakukan? Inilah yang perlu kita mengerti! Untuk apakah kita hidup di dunia dengan mengikuti kehendak-Nya?
Jika kita tidak memahami hal ini, kita yang sudah sungguh-sungguh dengan iman percaya kita, bisa menjadi kecewa dan akhirnya Iblis mengambil keuntungan. Jika kita memahami Yesaya 55:8-9 memang sulit secara manusia, karena bentuk konkrit dari rancangan Allah tidak akan pernah ketemu, sama seperti jauhnya langit dari bumi. Tetapi dalam Efesus 5:17 mengatakan: “…janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”
Setinggi apapun intelek manusia, tidak akan dapat menanggkap kehendak Allah secara manusia lahiriah. Orang yang sudah menjadi percayapun seringkali mengalami hal itu. Tuhan berkata bahwa kita harus berusaha mengerti kehendak Allah supaya kita menganggap remah hal ini. Sementara kita ada dalam kesetiaan yang luar biasa dan saat itupun menunggu kita terbentur pada suatu masalah, justru yang kita alami adalah Tuhan tidak berbuat apa-apa, tidak ada pembelaan, tidak ada campur tangan dari Tuhan. Kenapa bisa seperti ini?
Inilah cara Iblis untuk mematahkan iman orang-orang yang setia. Dan ini adalah kebenaran fakta yang ada dalam kehidupan setiap orang percaya bahwa rancangan ini bukanlah rancangan Tuhan, jaraknya seperti langit dan bumi. Artinya tidak dapat dijangkau dengan akal pikiran manusia.

Didalam kehidupan manusia ada roh, jiwa dan tubuh. Apa yang Tuhan kehendaki dalam hal ini?
I Tesalonika 5:23 “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”

Belum ada yang sempurna, oleh sebab itulah Tuhan menghendaki agar roh, jiwa dan tubuh terpelihara secara sempurna. Umumnya dan realitanya adalah seluruh pergerakan hidup manusia digerakkan oleh unsur jiwa yang didalamnya ada pikiran, kehendak dan perasaan. Tubuh hanya bertindak sebagai pelaksana dan roh dipakai hanya untuk bernafas. Tuhan tidak menghendaki cara hidup seperti ini!
Tapi, bukankah Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya dan Ia menghargai hak asasi manusia yaitu hak untuk membuat keputusan untuk memilih. Ini memang benar! Tapi jangan campur adukan apa itu hak asasi manusia dan apa itu kehendak Allah yang absolut.
Ketika di Taman Eden Tuhan berkata bahwa semua buah yang ada di taman boleh dimakan, tapi ada satu buah yang jangan dimakan atau sentuh karena akan mengkibatkan kematian. Itulah kehendak Tuhan! Tapi Adam dan Hawa menggunakan hak pilihnya dan mengambil keputusan untuk memakan buah itu dan harus menanggung konsekuensinya. Jangan pernah memaksakan kehendak kepada Allah!
Jika kita berhadapan dengan kehendak Tuhan itu sama dengan kita berhadapan dengan kedaulatan Tuhan. Kedaulatan Tuhan tidak dapat dirubah walaupun dengan doa dan puasa apapun dan tidak dapat diganggu gugat. Kita tidak dapat mengatur Tuhan menurut kehendak kita sendiri. Hal ini harus kita pahami supaya kita tidak menjadi kecewa. Karena tidak semua orang memahami hal ini bahkan hamba Tuhan sekalipun. Ketika ada yang konseling dengan permasalahannya, tidak jarang ada pendeta juga berkata “kamu harus sunguh-sungguh berdoa”, padahal sebenarnya pribadi ini sedang berhadapan dengan kedaulatan Tuhan.
Oleh sebab itulah Tuhan berkata JANGANLAH KAMU BODOH, TETAPI MENGERTI KEHENDAK TUHAN!

Ketika Tuhan memerintahkan kepada Musa untuk membangun Kemah Suci/Kemah Tabernakel, Musa diberikan pola dari proyek pembangunan bait suci. Bukan hanya gambarnya saja tapi jenis-jenis material apa saja yang akan dipakai pada saat pembangunan. Mulai dari warna yang akan dipakai bahkan hal-hal detailnyapun Tuhan sudah tetapkan. Musa TIDAK DIBERI KELONGGARAN SEDIKITPUN untuk merubah ukuran, model ataupun materialnya. Semuanya harus persis seperti petunjuk yang diberikan Tuhan. Inilah kedaulatan Tuhan.
Kedaulatan Allah tidak bisa ditawar dengan negosiasi, Tuhan hanya mau kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Sekali lagi ini harus kita pahami supaya kita tidak kecewa.
Setiap doa yang kita naikkan pasti dan selalu didengar tapi tidak semua doa dijawab sesuai dengan keinginan kita. Ada 3 cara Tuhan meresponi doa kita, pertama: dijawab, kedua: tidak dijawab, ketiga: dijawab sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalau Tuhan yang melakukan pasti itu yang terbaik. Ini yang membuat Iblis tidak akan bisa menerobos kita melalui perasaan kecewa, dsb. Karena kita tahu bahwa kedaulatan Tuhan begitulah adanya.

Mengendalikan Jiwa
Jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) mengambil peranan penting dalam mengendalikan semua aktifitas kehidupan. Kita harus mempunyai kemampuan untuk menguasainya dan terus berusaha untuk belajar mengerti apa kehendak Tuhan, sebab jika tidak akan berakibat fatal. Jangan biarkan kita bekerja dan menanggapi dengan pikiran sendiri, perasaan sendiri dan kehendak sendiri.

Musa
Ketika Musa memimpin Bangsa Israel keluar dari Mesir dan melewati suatu daerah yang sangat tandus, bangsa ini protes kepada Musa sebab mereka sudah kehausan dan tidak ada air. Musa menghadap kepada Tuhan dan disuruh untuk membawa tongkat dan memukulnya pada gunung batu itu supaya keluar air. Maka Musa memukul gunung batu itu dan keluarlah air.
Keluarn 17:1-6 “1Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. 2Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: “Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum.” Tetapi Musa berkata kepada mereka: “Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?” 3Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?” 4Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” 15Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. 6Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.” Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.”

Ketika di suatu tempat lagi, mereka kehausan, dan unjuk rasa lagi kepada Musa. Musa datang kepada Tuhan
Dan Tuhanpun memberikan petunjuk kepada Musa agar ia berkata kepada gunung batu agar keluar air dari situ. Tetapi Musa melakukan lain, Musa emosi dan marah sehingga ia memukul gunung batu itu, padahal Tuhan hanya memerintahkan untuk berkata. Maka marahlah Tuhan dan Tuhan berfirman bahwa Musa tidak akan masuk ke Tanah Perjanjian hanya elihat dari kejauhan saja.
Bilangan 20:2-12 “2Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun, 3dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: “Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN! 4Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ? 5Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada?” 6Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. 7TUHAN berfirman kepada Musa: 8“Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” 9Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. 10Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” 11Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. 12Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”

Mari berpikir dengan akal sehat, masakan hanya dengan memukul gunung batu itu, Tuhan harus menghukum Musa dengan tidak dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Apakah Tuhan tidak mengingat semua jasa-jasa Musa selama ia memimpin Bangsa Israel.
Kita berpikir bahwa substansinya adalah air bisa keluar dari gunung batu, bukan soal tehnis mengeluarkan air dari gunung batu. Tapi bagi Allah substansinya adalah KETAATAN.
Inilah perbedaannya, kita menghalalkan substansi yang ada dengan mengharamkan kehendak Tuhan yang tidak dilakukan. Padahal itu adalah sebuah pelanggaran. Bagi Tuhan subtansinya bukanlah air, Tuhan hanya memerintahkan untuk berkata bukan memerintahkan untuk memukul.
Betapa seringnya kita keliru dalam memahami apa kehendak Tuhan. Karena pikiran sendiri kemudian kita marah kepada Tuhan. Karena kita mengalami masalah dalam pribadi, rumah tangga, usaha, pekerjaan, dll, maka kita salah meletakkan substansi.
KETAATAN KITA KEPADA TUHAN MELEBIHI SEGALA-GALANYA. Apapun bentuk persembahan tidak akan melebihi dari sebuah ketaatan yang menyenangkan hati Tuhan. Kita tidak menjadi lemah ketika doa kita belum terjawab bahkan tidak terjawab.
Ketika kita berhadapan dengan kedaulatan Allah, kita harus menanggalkan kehendak kita supaya kehendak Allah yang jadi.

Yusuf dan Maria
Dalam Perjanjian Baru juga Tuhan memberikan contoh kepada kita. Yusuf yang harus berhadapan dengan kedaulatan Tuhan. Yusuf yang waktu itu masih bertunangan dengan Maria harus menerima kenyataan bahwa Maria sudah mengandung. Yusuf memilih untuk taat pada kedaulatan Tuhan. Ia bisa menerimanya. Dan luar biasa hal yang terjadi, karena bayi yang dikandungoleh Maria adalah Sang Juruselamat (Matius 1:18-25)

Hidup berserah dalam kedaulatan Tuhan tidaklah semudah yang kita duga, namun lebih indah dari yang kita duga.
Belajarlah meyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. –rfm

Roma 9:20-21 “20 Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?” 21Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”

Jangan pernah kecewa, sepertinya Tuhan begitu jauh. Percayalah Tuhan ada di dalam kita. Apa yang sedang Tuhan siapkan bagi kita adalah hal yang terbaik dan termulia bagi mereka yang mengasihi-Nya.

Pdt. R.F. Martino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *