This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

BERAKAR, BERTUMBUH dan BERBUAH (Bagian 2)

Yeremia 17:7-8
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Markus 4:2
2Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: 3”Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 5Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.  7Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 8Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat. “ 9Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Semua bentuk pertumbuhan pohon sampai menghasilkan buah tergantung dari apakah pohon tersebut berakar atau tidak. Akar tidak kelihatan. Kekuatan pohon tergantung dari kekuatan akarnya. Kesuburan suatu pohon tergantung dari cukupnya makanan yang diperoleh dari akar dengan menghisap mineral dari dalam tanah. Anginpun membantu akar untuk lebih dalam lagi. Angin membuat tanah menjadi gembur karena adanya gerakan dari pohon itu sendiri.

Bertumbuh
Penting buat kita belajar tentang “bertumbuh” supaya kita dapat memahami mengapa ada orang percaya yang bertumbuh dan ada yang tidak. Mengapa ada yang sudah puluhan tahun ke gereja tetapi tidak bertumbuh? Atau sudah bertahun-tahun dengar firman tetapi tidak bertumbuh. Melalui perumpamaan tentang menabur di atas, kita mendapat berkat rohani yang luar biasa dan pemahaman yang luas tentang benih dan tanah tempat menabur benih. Kita dapat belajar tentang bentuk-bentuk pertumbuhan. Hal ini diumpamakan sebagai penabur yang sedang menabur benih, yang kemudian tergantung benih itu jatuh di tempat yang seperti apa. Ada yang dipinggir jalan dimana benih ini tidak bertahan lama bahkan tidak bisa bertumbuh karena ketika benih ditabur, datang burung-burung dan memakannya sehingga tidak bertumbuh. Ada yang tertabur di tanah yang berbatu-batu. Benih ini tumbuh tetapi tidak tahan lama. Ada juga yang tertabur di tanah yang bersemak duri. Benih ini dapat tumbuh tetapi ada semak duri yang menghimpit pertumbuhannya sehingga mati. Ada juga yang tertabur di tanah yang baik atau tanah yang subur sehingga benih tersebut bertumbuh dengan baik.

Murid-murid Yesus pun tidak mengerti ketika diceritakan tentang perumpamaan ini. Mereka kemudian menanyakan arti perumpamaan tersebut kepada Yesus ketika keadaan sudah tidak banyak orang dan sepi.

Sebelum Yesus menjelaskan arti perumpamaan tersebut, ada satu kalimat yang Ia tekankan “ Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”  hal iniberarti ada yang mempunyai telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengar atau dengan kata lain ada kebebalan, kebodohan, kedegilan yang membuat seseorang tidak mendengar/dengar-dengaran. Ketika perumpamaan ini sudah disampaikan oleh Yesus tetapi mereka tidak mengerti, sehingga datang secara khusus dan menanyakan maksudnya.
Mungkin beberapa pernah mengalami ketika menerima pesan kemudian dalam beberapa menit lupa apa yang disampaikan karena tidak ada perhatian, tidak fokus ketika mendengar pesan yang disampaikan maka hal itu akan lalu begitu saja. Anak-anak pun ketika ditegur, mereka sudah mendengar tetapi belum tentu mengerti.

Ketika kita membaca perumpamaan ini, dapatkah kita menangkap/memahami arti perumpamaan sebelum dijelaskan pada ayat-ayat berikutnya?

Yesus menjelaskan bahwa penabur adalah orang yang memberitakan firman. Sedangkan tanah yang dipinggir jalan adalah mereka yang mendengar firman yang diberitakan, lalu Iblis yang diumpamakan sebagai burung datang dan segera mengambil firman yang ditaburkan dari dalam hati mereka. Orang itu mendengar tetapi Iblis punya kemampuan mengambil firman itu. Kalau sudah terjadi seperti ini maka sudah tidak ada cerita tentang bertumbuh. Selama firman itu hanya didengar, walaupun kita katakan “kita simpan didalam hati”,Iblis masih punya “kemampuan” untuk mengambilnya karena firman belum menyatu dengan diri kita. Semua firman Allah yang sudah kita dengar tetapi tidak kita lakukan/tidak dihidupi, maka firman belum menyatu dengan hidup kita dan firman itu dapat diambil iblis sehingga lenyap dan kita hidup tetapi tidak menjadi pelaku firman.Jadi tidaklah mengherankan ketika kita menemukan ada orang percaya tetapi tidak bertumbuh. Jadi firman yang sudah ada di hati pun iblis masih dapat mengambilnya selama firman itu hanya disimpan dalam hati dan tidak dihidupi/dilakukan.

Adakalanya ketika kitamenghadapi pergumulan hidup, Roh Kudus sudah membantu kita dengan memunculkan/mengingatkan firman tetapi unsur jiwani kita menolak untuk melakukan firman itu. Hal ini banyak sekali ditemukan pada diri orang percaya sehingga menghambat pertumbuhan imannya. Tanah yang berbatu adalah orang yang mendengarkan firman dengan sukacita dan ia bertumbuh tetapi akarnya tidak kuat. Sehingga orang ini bukan hanya mati tetapi murtad. Orang-orang yang melayani dengan semangat yang luar biasa dan menggebu-gebu tetapi hanya sebentar saja. Karena bagian yang terpenting dari seseorang yang berbicara tentang firman adalah bagaimana ia melakukan firman itu sendiri. Firman Allah bukan hanya berkuasa tetapi Ia hidup dalam dunia nyata. Sebagai contoh, Yesus berkata “kasihilah musuhmu”hal ini berarti dalam perjalanan hidup kita, akan muncul hal itu menjadi sebuah realita atau pengalaman hidup dan menunjukkan apakah kita dapat menjadi pelaku firman ataukah tidak. Pertumbuhan rohani kita, tidak dapat dipisahkan dari mendengar firman karena dari sanalah iman datang.

Benih yang ditabur ditengah semak duri mengalami pertumbuhan yang tidak baik. Orang yang mendengar firman ini mengalami pertumbuhan tetapi kemudian kekuatiran, keinginan-keinginan duniawi dan tipu daya kekayaan menghimpitnya sehingga pertumbuhan rohani orang ini menjadi mati. Ketika hidup sudah makmur/menjadi kaya tetap harus berhati-hati. Dibutuhkan kemampuan iman untuk dapat menghadapi kemapanan/kekayaan itu. Karena kekayaan mempunyai kekuatan untuk menghimpit firman. Ada juga keinginan-keinginan duniawi yang dapat menghimpit firman. Adalah hal yang tidak wajar jika seseorang yang hidupnya pas-pasan tetapi memiliki keinginan yang berlebihan. Oleh karena itu jangan pernah membeli apa yang diinginkan sebelum membeli apa yang dibutuhkan.Tanah yang baik adalah orang yang mendengar firman dan meresponi/melakukan firman itu sehingga ada hasilnya. Setiap firman yang kita lakukan akan menghasilkan pengalaman iman dan membuat kita bertumbuh.

2 Petrus 3:18Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.

Kita diingatkan untuk tidak hanya bertumbuh dalam kasih karunia tetapi juga bertumbuh dalam pengenalan akan Yesus Kristus. Ada sikap anak-anak Tuhan/orang-orang percaya yang selalu mau diperlakukan dengan lembut tetapi tidak mengerti tentang kedisiplinan dan tidak mau tahu tentang prosedur yang Tuhan sudah tetapkan sebagai suatu proses. Mereka hanya tahu tentang kasih karunia, hanya tahu Tuhan itu baik, penyanyang dan lembut. Jika pemahamannya hanya sebatas itu, ia tidak akan pernah menjadi dewasa. Karena ketika Tuhan melakukan suatu tindakan kedaulatan, ia tidak dapat menerimanya karena Allah yang maha kasih dan penyanyang juga memiliki kedaulatan penuh yang tidak dapat diganggu gugat dengan cara apapun. Olehnya rasul Paulus pernah menulis“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampui segala pengetahuan. Aku berdoa supaya kamu dipenuhi didalam seluruh kepenuhan Allah.”

Jadi, bertumbuhlah dalam kasih karunia Allah dan dalam pengenalan akan Dia. Ada hati yang selalu mau mengenal kehendak Allah sehingga kita tidak akan pernah berkata “mengapa peristiwa ini menimpa aku ya Tuhan, bukankah Engkau sudah berjanji … “ melainkan kita akan katakan “Tuhan, apa yang Engkau kehendaki dalam hidupku sehingga ini terjadi/apa yang Engkau kehendaki untuk aku lakukan dalam hidupku”.

Bukan hanya mengklaim janji-janji Allah karena kita hanya memahami satu ayat lalu menyamaratakan semuanya. Karena banyak orang menjadi kecewa karena ia tidak mengenal tentang kedaulatan Allah yang tidak dapat dirubah oleh apapun termasuk oleh doa puasa sekalipun. Kita boleh mengikat diri kita dengan janji Tuhan supaya tergenapi tetapi kita juga harus dapat menerima kenyataan ketika Tuhan bertindak lain sesuai dengan kedaulatan-Nya.

Ada beberapa peristiwa dalam alkitab yang sepertinya bertentangan dengan apa yang Tuhan sudah ajarkan. Misalnya, Tuhan memakai burung gagak untuk memberi makan Elia di sungai Kerit sedangkan burung gagak pada zaman itu adalah binatang yang haram/najis. Tuhan juga menggunakan orang kusta untuk membebaskan Samaria yang terkepung. Tuhan menggunakan perempuan sundal untuk menyembunyikan utusan-Nya sedangkan ada banyak perempuan lain.

Kita perlu memahami ini sehingga Iblis tidak menerobos karena ketidaktahuan kita dan tidak adanya pengenalan ini yang dapat membuat kita kecewa dan sakit hati khususnya  di dalam mengerjakan pelayanan, dimana kita seringkali letih dan jenuh.

Ibrani 4:2
Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.

Efesus 2:20
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Diakamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Pengalaman iman demi pengalaman iman terus kita alami dan membawa kita kepada pertumbuhan dan pengenalan lebih dalam lagi akan Yesus Kristus Tuhan sehingga kita tetap dapat bertumbuh.

By : Pdt. R.F Martino