This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

TAK TERGONCANGKAN

GppsPalu – Ibrani 12:25-29 “Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: “Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga.” Ungkapan “Satu kali lagi” menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan nanti, jika membaca situasi yang ada, selama dua tahun belakangan ini Bangsa Indonesia mengalami berkat yang luar biasa. Tapi kita tidak boleh terlena dengan kenyamanan ini. Kita harus tetap berdoa bagi kesematan jiwa-jiwa yang belum menerima Yesus sebagai juruselamat. Firman Tuhan memberi kita peringatan agar kita selalu berwasapada untuk segala yang akan terjadi. Berbahagialah kita jika kita masih dipilih untuk menjadi anak-anak-Nya. Pergunakanlah setiap kesempatan yang ada, sementara Tuhan bekerja atas Bangsa Indonesia.
Allah berfirman bahwa Ia akan menggoncangkan bumi. Bukan Antikristus yang akan mengguncangkan bumi, tapi Allah sendiri. Semua yang dibumi ini sifatnya tidak kekal, semuanya akan berubah bahkan akan lenyap. Mari belajar bijak, jangan mengandalkan semua yang ada di dunia ini yang sifatnya tidak kekal, tapi mari andalkan Tuhan. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Matius 24:35. Firman Tuhan harus menjadi pegangan kita.

Tujuan Tuhan menggoncangkan?
Bersikaplah waspada terlebih dahulu sebelum semuanya terjadi. Penggoncangan akan terjadi secara tiba-tiba dan dalam segala aspek hidup kita. Kita tidak akan pernah menyangka sebelumnya. Dalam kehidupan bisnis apakah yang Anda andalkan? Dalam pekerjaan? Dalam pendidikan? Jika dalam hal semuanya itu kita tidak mengandalkan Tuhan dan berharap hanya pada sesuatu yang tidak kekal, maka janganlah kaget jika penggoncangan itu terjadi secara tiba-tiba. Jadi mulai sekarang belajarlah untuk mengalihkan fokus perhatian kita pada perkara-perkara yang kekal. “…menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan”

Daniel 12:10 “Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.”

Penggoncangan Tuhan pasti terjadi di hari-hari. Tujuan penggoncangan adalah supaya tinggal yang kekal saja. Dalam proses penggoncangan akan terjadi penyucian, pemurnian, pengujian untuk membawa kita sempurna seperti Yesus.

Bagaimana supaya menjadi orang percaya yang tak tergoncangkan

Matius 7:24-27 “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”

Yesus mengajarkan prinsip kerajaan Sorga. Ada dua macam dasar yang Yesus ajarkan. Yang pertama adalah orang bijak yang membangun rumahnya di atas dasar batu dan yang kedua adalah orang bodoh yang membangun rumahnya di atas dasar pasir. Kedua orang ini sama-sama mendengarkan Firman, tapi yang bijaksana mendengar serta melakukan firman sedangkan yang bodoh mendengar tapi tidak melakukan firman. Kedua-duanyapun mengalami kondisi yang sama. Angin, hujan dan badai melanda kedua rumah itu. Yesus mengajarkan bahwa tidak ada pengistimewaan terhadap kedua orang tersebut, kedua-duanya mengalami hal yang sama persis.
Rumah itu menggambarkan kehidupan kita. Jika kita salah meletakkan dasar iman kita, maka bencana itu akan menghancurkan kita.
Korintus 3:11 “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.”
Jangan pernah salah meletakkan dasar pondasi yang salah. Pasir melambangkan dasar yang tidak kuat, dan dapat hilang dengan sekejap. Jangan membangun rumah di atas pasir yaitu perkara-perkara yang tidak kekal.

“dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.” I Korintus 10:4

Walau kita sudah menjadikan Tuhan Yesus sebagai pondasi, tapi kita tetap mengalami hujan, banjir dan angin, jangan pernah kecewa. Setiap orang yang menjadikan Yesus sebagai pondasi, kehidupannya akan berbeda. Ia akan menjadi pribadi yang mampu menghadapi semua realita hidup yang ada.

Matius 16:18 “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”

Tuhan mempersiapkan para murid-Nya. Di hari terakhir ini, mau tidak mau kita harus melandaskan iman percaya kita pada petra (batu karang)

Melekat pada Tuhan
Yohanes 15:5 “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Jika kita melekat erat dengan pokok anggur, jangan pernah kuatir, kita pasti mendapat pertolongan. Datanglah pada Tuhan, jangan pada siapapun.

Baptisan Roh Kudus

Markus16:9-14 “Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.”

Kisah di atas menceritakan kegagalan murid-murid yang sudah bersama-sama Yesus selama 3,5 tahun. Ketika disampaikan bahwa Yesus telah bangkit, mereka tidak percaya, bahkan Tuhan mencela mereka karena kedegilan hati mereka. Hal ini terjadi karena murid-murid Yesus belum dibaptis oleh Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 1:4-8 “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya — “telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Kisah Para Rasul 2:36-38 “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”

Mari mempersiapkan diri terhadapa goncangan yang akan dialami oleh semua orang. Pastikan kita membangun di atas dasar yang benar yaitu kebenaran Firman Tuhan. Sehingga apapun yang kita alami, semua tantangan dan realitas hidup, kita tetap menjadi pribadi yang tak tergoncangkan.

Pdt. Mediati Martino