This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

FIRMAN ALLAH HIDUP DAN BERKUASA

Yohanes 1:1-4 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. I pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.”

Ibrani 4:12 “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”

Banyak orang percaya yang hanya sebatas meyakini Alkitab adalah Firman Allah tetapi belum memiliki hubungan pribadi dengan Firman. Kemudian setelah orang percaya ini dianjurkan untuk membaca Firman Allah, akhirnya orang ini menjadi suka membaca dan mendengar Firman. Hal ini sudah bagus tetapi sayangnya banyak orang percaya yang berhenti sampai disini. Mereka hanya suka membaca / mendengar Firman tetapi tidak melakukannya sehingga orang-orang berkomentar, “Dimana semua Firman yang sudah ia baca dan dengarkan?”

Kita harus memahami bahwa setiap orang percaya (sebagai individu) akan diperhadapkan dengan yang namanya “ujian iman”. Saat itulah Tuhan ingin melihat sejauh mana orang percaya itu melakukan Firman. Selain itu, setiap institusi gereja juga akan mengalami badai sebagai ujian iman bagi gereja itu.

Seringkali pemahaman orang percaya hanya sampai di “Firman Allah itu berkuasa”. Mereka memahami bahwa kuasa Firman Allah adalah untuk menolong, menghibur, menguatkan, dll. Maka umumnya umat Allah hanya menggunakan Firman Allah untuk keuntungan dirinya atau dengan kata lain mereka mau memperoleh keuntungan dari kedahsyatan Firman Allah. Padahal mereka tidak memahami bahwa Firman Allah yang berkuasa itu hanya dapat dinikmati kuasa-Nya ketika Firman Allah itu hadir secara nyata bersama dengan realita/peristiwa yang mereka hadapi. Maka banyak orang percaya yang tidak memahami atau tidak menerima bahwa “Firman Allah itu hidup”.

Bagaimanakah “Firman Allah yang hidup” itu hadir di dalam realita hidup kita? Dibalik setiap realita hidup yang kita hadapi ada jawabannya yaitu Firman. Saat Firman itu kita lakukan maka kita akan menikmati kuasa Firman Tuhan.

Renungkan sejenak: Masalah/realita apa yang kita hadapi dalam 1 minggu ini? Mengapa masalah/realita itu hadir? Supaya kita mengalami kedahsyatan kuasa Firman! Jika kita mau mengalami kuasa Firman untuk kesembuhan, maka kita harus lebih dulu mengalami sakit.

Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Dari ayat diatas kita memahami bahwa ada jaminan bahwa setia realita yang kita hadapi akan mendatangkan kebajikan bagi kita. Tetapi iblis tahu bahwa manusia dalam menjalani hidupnya dikontro loleh factor jiwani sehingga umumnya orang melihat pada besarnya realita hidup dan kemudian realita tersebut menjadi beban dalam hidupnya dan kemudian hidupnya terfokus hanya pada masalah dan lupakan Firman.

Lirik lagu pengantar Firman yang kita nyanyikan akan membantu kita memahami hal ini:

1. “Hidupku menggenapi Firman-Mu”

Saat kita menghadapi realita hidup, Firman Allah sudah mempunyai jawaban apa yang harus kita lakukan. Maka lakukanlah Firman itu. Saat kita melakukan Firman, maka kita sedang menggenapi Firman untuk hidup kita.

Firman yang telah kita baca atau dengar perlu kita simpan di hati dan kita lakukan. Contoh:

Sebuah ayat berkata “Barangsiapa meninggikan diri ia akan direndahkan”. Namun kalimat selanjutnya berkata, “Barangsiapa yang merendahkan diri ia akan ditinggikan”. Kalimat ini indah didengar tetapi saat ia hadir dalam realita hidup, apakah mudah dilakukan? Tidak!  Disinilah kita perlu menyadari bahwa sebelum Firman Allah itu menyatakan kuasa-Nya, Firman Allah itu akan hadir dulu dalam bentuk realita hidup. Jadi jika kita mau ditinggikan Tuhan, maka kita harus lebih dulu merendahkan diri termasuk saat ada orang yang merendahkan kita.

Yakobus 1:23 “Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.”

Tuhan menghendaki agar kita tidak hanya melihat tetapi juga mengalami kedahsyatan Firman. Namun sejauh mana kedahsyatan Firman kita alami tergantung dari sejauh mana kedahsyatan realita hidup yang kita hadapi.

Dalam perjalanan keluaran bangsa Israel dari Mesir, seharusnya mereka tidak perlu menghabiskan waktu 40 tahun untuk sampai di Kanaan. Namun mereka justru beridar-idar di padang gurun, makan manna dan burung puyuh dan seterusnya. Mengapa hal ini terjadi? Karena Tuhan ingin melihat isi hati mereka yaitu kesungguhan hati mereka, dan Tuhan merancangkan untuk berbuat baik pada mereka pada akhirnya. Sebenarnya Tuhan sudah mengetahui isi hati mereka tetapi isi hati mereka itu perlu dinyatakan Karena apa yang nyata itulah yang menunjukkan kualitas iman mereka.

2. “Tanda mujizat sertai tiap langkahku”

Kita harus memiliki pemahaman yang lebih luas bahwa mujizat tak hanya sebatas tiap hari kita mengalami pertolongan dan berkat Tuhan. Namun mujizat yang harus terjadi setiap hari adalah ketaatan kita melakukan Firman. Kita telah mempelajari bahwa perintah Allah di dalam Firman-Nya itu tidak masuk akal secara manusia. Saat kita melakukan Firman maka kita adalah pelaku mujizat.

Sebagai contoh: “Kasihilah musuhmu”, “Ampunilah orang yang bersalah kepadamu”. Ini tidak masuk akal secara manusia dan butuh perjuangan untuk menyalibkan kedagingan kita. Maka saat kita berhasi lmelakukannya, kita adalah pelaku mujizat.

Ada kisah nyata dari seorang pasangan suami istri dimana sang istri suka berselingkuh. Saat hal itu ketahuan, si suami mengampuninya. Tetapi si istri kembali berselingkuh dan terus menerus melakukannya. Maka orang-orang menasihati si suami agar menceraikan istrinya dan menikah lagi karena usia suaminya juga masih bias untuk menikah lagi. Secara manusia nasihat orang-orang itu masuk akal. Namun si suami justru melakukan hal yang tidak masuk akal yaitu tetap mempertahankan pernikahannya dengan istrinya. Inilah mujizat.

Jadi  “tanda mujizat sertai tiap langkahku” berarti tiap hari kita melakukan Firman Allah.

3. “Kau bersamaku, di dalamku, jadi bukti kebesaran-Mu”

Saat kita melakukan Firman, maka kita menjadi bukti akan kebesaran Tuhan yang hidup di dalam kita.

Maka marilah kita memahami bahwa Firman Allah itu hidup dan berkuasa, serta melakukan Firman sehingga kita menjadi pelaku mujizat dan menjadi pemberi bukti kebesaran Tuhan dalam hidup kita.

By : Pdt. DR. R. F. Martino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *