This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

KONSEKUENSI LOGIS

Amsal 6:30 Apakah seorang pencuri tidak akan dihina, apabila ia mencuri untuk memuaskan nafsunya karena lapar?

Pengertian Konsekuensi
Konsekuensi artinya akibat dampak efek hasil, resiko dari suatu perbuatan.
Logis artinya sesuai logika, menurut penalaran, masuk akal.
Konsekwensi logis dapat diartikan sebagai suatu akibat yang timbul dari suatu perilaku keberadaannya adalah hal yang logis.

Manusia dan Konsekuensi Logis
Setiap manusia yang hidup senantiasa diperhadapkan dengan apa yang namanya “Konsekuensi Logis” sebagai akibat dari menjalani hidup di dunia. Anehnya, umumnya manusia menghindari hal tersebut. Konsekuensi logis erat kaitannya dengan mentalitas

Gereja sangat terfokus untuk membina umat Tuhan, karena mutlak harus dilakukan. Bukan hanya membina kerohaniannya saja tetapi jiwanya, dimana didalamnya ada mentalitas yang perlu dibina. Jabatan dan kegiatan rohani tidak menjamin seseorang memiliki mentalitas yang baik. Hal ini disebabkan karena unsur jiwani yang memotori kehidupan setiap hari, lupa dibina sehingga ia gagal menjadi garam dan terang. Kegagalan manusia ini seringkali membuat Tuhan melakukan sendiri pekerjaan-Nya tanpa melalui manusia. Ada beberapa orang yang tidak percaya bahkan seorang anti Kristus kemudian berbalik menjadi seorang percaya pada Kristus karena mengalami Perjumpaan pribadi dengan Kristus tanpa peran manusia.

Firman Tuhan bukan hanya untuk sekedar diketahui dan menjadi pengetahuan tetapi untuk dilakukan selama manusia masih hidup di bumi. Manusia dan konsekuensi logis tidak dapat dipisahkan karena ini hadir setiap saat dalam hidup kita. Setiap saat kita dihadapkan dengan konsekuensi Logis. Karena logis berarti bisa dilakukan oleh siapapun bahkan oleh orang percaya. Walaupun umumnya manusia menghindari konsekuensi logis ini di dalam dirinya tetapi tetap saja kita tidak bisa menghindarinya. Jika kita melarikan diri dari konsekuensi logis, maka ini dapat merusak jati diri kita.

Galatia 6:6-10 ⁶Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu. ⁷Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. ⁸Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.⁹Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. 10Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Ada seseorang yang lapar, ia tidak punya uang untuk membeli makanan, kemudian ia mencuri tetapi kemudian tertangkap. Mencuri artinya melanggar hukum, setiap pelanggaran hukum ada konsekuensinya. Inilah konsekuensi logis. Apapun alasannya, jika melanggar berarti ada sanksi, akibat, resiko yang harus ditanggung. Logis karena masuk akal.
Konsekuensi logis dalam bahasa sederhana adalah teori sebab akibat, dalam bahasa Alkitab nya adalah hukum tabur tuai. Siapa pun kita, ada resiko kehidupan yang harus kita jalani dalam lingkup konsekuensi logis.
Jika kita menabur kedagingan maka menuai hawa nafsu, menabur rohani maka menuai rohani. Jika kita ramah terhadap orang lain, dan orang senang itulah konsekuensi logisnya.
Kita tidak boleh jemu untuk melakukan apa yang baik. Konsekuensi logis itu harus dijalani apapun resiko dan akibatnya.

Suatu persekutuan diantara umat Tuhan atau orang percaya tidak semudah nyanyian yang dinyanyikan. Seringkali lebih mudah menyelesaikan masalah dengan orang bukan percaya daripada orang percaya karena kita menganggap bahwa orang tersebut belum mengenal Kristus, sehingga menganggapnya wajar. Beda halnya ketika menyelesaikan masalah dengan sesama orang percaya karena kita menganggap orang tersebut sudah tahu Firman.
Bentuk-Bentuk Konsekuensi Logis

Mendatangkan kepujian/keuntungan
Ketika kita bekerja keras maka kita akan dapat hasilnya. Belajar sungguh-sungguh maka akan berhasil dan mendapat penghargaan.

Mendatangkan beban mental
Ada juga konsekuensi yang bentuknya mendatangkan beban mental akibat dari suatu perbuatan yang sudah ia lakukan.

Mendatangkan beban harga diri
Semakin tinggi jabatan seseorang ataupun strata sosial nya, maka orang tersebut perlu menyadari, bahwa konsekuensi logisnya lebih besar, artinya tanggungjawabnya semakin besar bukan hanya mengenai kepujian dan penghormatan saja.
Semakin kita di atas, maka semakin besar tanggung jawab, itulah konsekuensi logisnya. Konsekuensi yang menguntungkan dari kenaikan jabatan/posisi seseorang adalah gaji, wewenang dan penghormatan terhadap orang tersebut semakin naik pula.
Dimanapun kita diberikan suatu kepercayaan, didalamnya ada suatu bentuk tanggungjawab. Seorang pemimpin harus siap dibenci karena kebenaran. Ini pun suatu bentuk konsekuensi logis. Konsekuensi logis tergantung dari peristiwanya.

Mendatangkan beban fisik/material/kerugian
Dalam bisnis pun ada yang namanya konsekuensi logis baik untuk pemilik bisnis maupun untuk pelanggannya. Dalam hal kesehatan, ketika kita tidak menjaga kesehatan kita, maka konsekuensi logisnya adalah kita akan mudah sakit.

Rasul Paulus menerima kepercayaan yang Tuhan berikan kepadanya dan membiarkan orang lain melakukan penilaian terhadap nya sebagai konsekuensi yang harus ia hadapi sebagai pelayan Tuhan.

1 Korintus 4:1-2 Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

2 Korintus 4:1-2 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

Seperti rasul Paulus, kita tidak perlu lari dari tanggung jawab yang sudah di percayakan, tetapi kita harus hadapi dan selesaikan. Sebagai orang percaya, apapun yang sedang kita hadapi, baik dalam pekerjaan maupun dalam pelayanan jangan pernah lari dari konsekuensi logis, tetapi hadapi dan selesaikan sesuai dengan firman Tuhan. Itu akan menolong kita memiliki jati diri yang benar. Mari jalani apa yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita.
By : Pdt. R. F. Martino