This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

MEMAHAMI LEBAR, PANJANG, TINGGI, DAN DALAMNYA KASIH KRISTUS

Dalam menghadapi New Normal di masa pandemi, kita harus tetap disiplin terhadap protokol kesehatan. Kita tak boleh acuh tak acuh seperti banyak orang yang tak mempedulikan protokol kesehatan. Semua yang menjadi format alamiah tidak dapat dilanggar. Maka kita tidak bisa berdoa minta perlindungan Tuhan lalu kita merasa bisa bebas tidak memakai masker, tidak menjaga jarak, dll.

Banyak orang percaya yang bingung mengapa dimasa pandemi ini Tuhan seakan berdiam diri? Mengapa ada orang percaya yang sakit bahkan ada hamba Tuhan yang meninggal karena Covid-19 ? Disinilah kita harus memahami bahwa saat berhadapan dengan kedaulatan Tuhan, iman seakan-akan menjadi “tidak berguna”. Doa tidak dapat memaksa untuk mengubah apa yang menjadi kedaulatan Tuhan. Maka sikap paling bijak saat berhadapan dengan kedaulatan Tuhan adalah menyerah/berserah pada kedaulatan Tuhan sampai Tuhan selesai melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

Efesus 3:18-19 “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.”

Umumnya umat Tuhan hanya mengerti KASIH ALLAH hanya pada satu sisi saja yaitu saat mengalami peristiwa-peristiwa yang menyenangkan. Namun ayat diatas berkata supaya kita dapat mengenal betapa lebar, panjang, tinggi, dan dalamnya kasih Kristus. Jika kita hanya mengenal “lebar” nya saja, dan tidak mengenal “panjang”, “tinggi”, dan “dalam”nya kasih Kristus, maka kita belum mengenal keseluruhan isi kasih Kristus. Sebagai contoh banyak orang tidak memahami peristiwa yang menimpa Ayub juga merupakan bentuk dari kasih Allah.

1 Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (Terjemahan Lama = “sehingga kamu cakap menanggungnya”).

MEMAHAMI LEBAR, PANJANG, TINGGI, DAN DALAMNYA KASIH KRISTUS

A. LEBAR
Ini adalah pengalaman awal menjadi orang percaya. Pada pengalaman awal ini Allah memperkenalkan diri-Nya sedahsyat-dahsyatnya sehingga kita dapat mengenal-Nya. Pada pengalaman ini doa kita cepat dijawab “YA” oleh Tuhan.

B. PANJANG
Pada pengalaman ini Tuhan mengajar seseorang akan bentuk kasih-Nya yang lain. Saat seorang percaya menghadapi pergumulan yang berkepanjangan, seseorang mungkin saja akan meragukan kasih Allah. Namun kita harusnya bersyukur karena kita bisa memahami kasih Kristus lebih lama lagi bahwa kasih Kristus tidak hanya sebatas jawaban doa. Kita diajar untuk tak hanya berdoa namun juga menyembah.

C. TINGGI
Saat Tuhan membawa hidup seorang percaya naik membumbung tinggi sehingga strata sosial hidupnya naik, maka ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi:
– Orang itu memuji-muji/memuliakan Tuhan karena memahami bahwa semua yang diperoleh adalah anugrah Tuhan.
– Orang itu justru melupakan Tuhan. Maka disini kita memahami: kemapanannya menjadi awal kejatuhan.

D. DALAM
Sebagian orang percaya tidak dapat menerima saat Tuhan membawa mereka pada pengalaman masuk ke tubir yang dalam supaya memahami dalamnya kasih Kristus.

Mazmur 107:23-24 “Ada orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal, yang melakukan perdagangan di lautan luas; mereka melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di tempat yang dalam.”

Kita perlu memahami kasih Kristus lebih dalam lagi, tidak hanya meminta Tuhan yang memahami kedalaman isi hati kita.

Firman Tuhan berkata “Allah adalah kasih”. Pemahaman ini harus tertanam dalam hati kita dan tak boleh lenyap:

1. Kasih Kristus telah dibuktikan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.

1 Yohanes 4:9 “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.”

2. Kasih Kristus dibuktikan dengan mengutus Penolong yaitu Roh Kudus.

Yohanes 14:16-17 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”

3. Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.

Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

II. MENGENAL KASIH KRISTUS YANG MELAMPAUI SEGALA PENGETAHUAN

1. Masalah hidup adalah hal biasa yang dialami oleh setiap orang

2. Tuhan tahu batas kemampuan setiap orang

3. Masalah hidup yang kita alami tidak melampaui kekuatan kita sehingga kita dapat menanggungnya.

4. Dalam menghadapi masalah hidup, ada jalan keluar yang Tuhan berikan, maka jangan buat jalan sendiri misalnya meninggalkan iman atau bunuh diri.

Apabila seorang memiliki kekuatan mengangkat beban 100kg, saat ia memiliki beban 20kg, lalu bertambah menjadi 50kg, 80kg, lalu 99,99 kg, maka mungkin saja ia sudah merasa tidak mampu lagi, padahal berat beban itu belum melampaui kekuatannya. Namun disaat beban itu sudah melebihi kekuatannya, maka Tuhan turun tangan menyatakan mujizat-Nya. Sama seperti Sadrakh, Mesakh, Abednego yang dilempar ke dapur api, dimana saat itu beban yang mereka hadapi melampaui kekuatan mereka, maka Tuhan turun tangan hadir disana. Inilah bukti kesetiaan Tuhan.

Dengan memahami hal ini maka dalam menghadapi pandemi ini kita tidak perlu lagi bertanya “Kapan ya semua masalah/pandemi ini berakhir?” Jalani saja kehidupan kita saat ini bersama Tuhan, namun tetap perlu bekerjasama dengan Tuhan yaitu dengan cara tetap memperhatikan protokol kesehatan.
By : Pdt. R. F. Martino