This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

BERKAT TUHAN DALAM PEMBANGUNAN RUMAH TUHAN

Amsal 10:22 Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.

Yohanes 10:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.

Setiap orang memiliki kondisi finansial yang berbeda-beda. Ada kondisi beberapa orang dalam menghadapi pekerjaan Tuhan, ada yang rindu berbuat sesuatu untuk pekerjaan Tuhan tapi tidak sanggup karena keadaan finansial yang terbatas, ada juga yang berlimpah finansial tapi tidak punya beban terhadap pekerjaan Tuhan. Ada juga yang terbeban tapi hanya sekedarnya saja.
Ini disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang “rumah Tuhan” yang sebenarnya Tuhan sediakan secara khusus bagi umat-Nya.
Saya juga mendapati seorang yang tinggal di suatu kota, dia tidak memberikan kesempatan kepada jemaat lain untuk mengambil bagian dalam pembangunan rumah Tuhan,  karena tanah, dan gedung itu adalah miliknya, sehingga ia mengambil bagian dari seluruh pembangunan gedung tersebut. Jemaat lainnya boleh memberi tapi untuk kebutuhan yang lainnya. Jadi secara fair dia mengatakan ini adalah bagiannya.

Semua yang dijelaskan di atas akan menghasilkan dampak-dampak yang negatif, antara lain:
1.    Lamanya pembangunan rumah Tuhan selesai,  ada yang belasan tahun, ada yang puluhan tahun, apalagi di desa-desa, bahkan lebih lama lagi.
2.    Tidak terterlibatan seluruh umat Tuhan dalam pembangunan rumah Tuhan

Kita sudah diingatkan minggu lalu bahwa sehubungan dengan keuangan finansial yang Tuhan tetapkan dalam Alkitab yaitu berkelimpahan dan juga dijelaskkan adalah bahwa berkat Tuhan-lah yang menjadikan kaya. Dari apa yang sudah dijelaskan oleh kebenaran firman Tuhan ini seharusnya finasial orang percaya tidak ada yang bermasalah. Karena tanpa kita ingin jadi kaya-pun Tuhan sudah menetapkannya. Tapi mengapa tetap masih ada yang bermasalah? Minggu lalu kita juga sudah belajar bahwa ada dua hukum yang harus kita jalankan dengan baik yaitu hukum logika dan hukum iman/firman. Segala seuatunya harus di-manage dengan benar, begitu salah me-manage maka yang terjadi adalah akan berkekurangan bukan berkelimpahan.

Ada hal yang aneh tapi nyata, ada orang yang menolak untuk diberkati secara berlimpah. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang percaya bisa menjadi kepala dan bukan ekor, tapi dia tidak pernah bersedia menjadi kepala dan dia tolak.

Berbicara tentang berkelimpahan memang tidak melakukan hal-hal yang kecil, memang harus ada pekerjaan yang besar tapi segala sesuatunya harus mulai dari hal yang kecil. Tapi ketika kita sudah setia dalam perkara yang kecil maka Tuhan akan percayakan pada hal yang besar. Ini terjadi secara alamiah, karena orang melihat segala prestasi, kinerja dan segala pertimbangan lainnya dan layak diberi tanggungjawab yang lebih besar.

Semua tergantung dari pribadi masing-masing. Olehnya kenapa Tuhan menepkan seperti ini? Sebab kalau tidak ditetapkan, maka terlalu banyak anak Tuhan yang hidup dengan cara dunia sekuler dengan segala macam angan-angan yang tidak pernah tercapai.

Oleh karena itulah mari kita kembali pada kebenaran firman Tuhan untuk kita memperbaiki apa yang Tuhan sudah tetapkan menurut firman-Nya dan juga  kembali memperbaiki hitungan-hitungan logika kita dalam membenahi kembali akan finansial kita.

Secara hukum logika kembali pada kecakapan masing-masing dalam mengelola apa yang sudah dimiliki tapi sekarang kita juga belajar bagaimana memperbaiki finansial secara hukum firman.

Hagai  2:15 “Maka sekarang, perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya! Sebelum ditaruh orang batu demi batu untuk pembangunan bait TUHAN,
Tuhan memerintahkan untuk memperhatikan keadaan mereka pada saat mulai dibangunnya bait Allah.

Hagai 2:16 bagaimana keadaanmu? Ketika orang pergi melihat suatu timbunan gandum yang seharusnya sebanyak dua puluh gantang, hanya ada sepuluh; dan ketika orang pergi ke tempat pemerasan anggur untuk mencedok lima puluh takar, hanya ada dua puluh.
Hampir separuh semuanya lenyap. Mereka kerja dengan susah payah, tapi membawa pulang hasil sedikit.

Hagai 2:17 Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum dan segala yang dibuat tanganmu dengan hujan batu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Segala macam mereka usahakan supaya tidak jadi kebocoran dalam finasial.

Hagai 2:18 Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya — mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah.

Jadi Tuhan membawa mereka memperhatikan perbedaan keadaan mereka dimana mereka menterbengkalaikan pembangunan selam 14 tahun lamanya dan ketika kemudian membangun kembali.

Hagai 2:19 apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!”

Hal ini perlu diajarkan bagi kita karena kita sedang berhadapan dengan kondisi riil sebagaimana yang sudah kita baca dalam Hagai dan ini sangat jarang diajarkan kepada jemaat.

Sejauh mana hati kita memahami dan iman kita menanggapi tergantung dari diri pribadi kita masing-masing. Olehnya hal yang selalu menjadi penghalang bagi kita dan mengganggu iman kita yaitu masalah finasial yang kita tidak tahu bagaimana mengatasinya. Jangan pernah mengatasi dengan cara sendiri. Memanage keuangan dengan melanggar hukum-hukum logika. Ini harus segera kita atasi, misalnya pengeluaran lebih banyak dari pemasukan, dll.

Ketika kita sudah menangambil langkah-langkah perbaikan secara hukum logika tapi masih juga bermasalah maka kita harus menyelesaikannya dengan hukum iman yaitu firman Allah.

Ketika melakukan perbaikan sesuai hukum firman jangan pernah melakukan tanpa iman. Jika kita melakukan sesuatu untuk pekerjaan Tuhan dam hal finasial jangan pernah melakukan tanpa iman. Jangan pernah mengisi amplop persembahan bukan dari hati. Ini percuma, karena hal ini sama saja dengan menghambur. Menyatakan kasih dengan apa yang akan kita persembahkan. Berarti apa yang kita berikan pada Tuhan itulah nilai cinta kita kepada Tuhan, karenaiman dimotori oleh kasih. Iman yang bergerak karena agape. Ini bimbingan yang perlu kita renungkan.

BEKERJA ADALAH CARA TUHAN MENGHADIRKAN UANG
Roma 4:4 Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.

Inilah alur yang Tuhan sedikan bagi setiap orang percaya bagaimana menghadirkan uang dalam hidupnya yaitu dengan cara bekerja. Dengan kita bekerja maka kita dapat upah/penghasilan. Makanya tidak boleh ada orang yang menganggur. Tidak ada cara lain Tuhan menghadirkan uang selain bekerja.

Pada saat kita dapat upah disitu ada milik Tuhan.
Maleakhi 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Inilah hukum kelimpahan. Mengapa harus berlimpah? Kenapa tidak secukupnya?

II Korintus 9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

II Korintus 9:9-10 9Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” 10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;

Berkecukupan dalam segala hal itu berarti kebutuhan kita berkecukupan dalam segala hal dan malah berkelebihan.

Roti memenuhi segala kebutuhan sehingga berkecupan dalam segala sesuatu, tetapi ternyata lebih dan lebihnya inilah adalah benih. Yang boleh dimakan adalah roti.
Ketika kita mengembalikan milik Tuhan diberi kelimpahan, inilah hukum iman. Jadi jangan melakukannya hanya karena kebiasaan.

Hasil dari mengembalikan milik Tuhan Tuhan memberikan roti dan benih untuk ditabur. Ketika benih ditabur, disitulah kita masuk dalam hukum tabur tuai. Itu sebabnya Tuhan memberikan lebih ketika kita mengambalikan 10% milik Tuhan supaya kita bisa menabur. Mengelola yang 90% tergantung dari gaya hidup

Kita diperhadapkan dengan pembangunan rumah Tuhan, kesempatan kita menabur dan apa yang kita tabur tidak akan sebanding dengan apa yang Tuhan lakukan dikayu salib.
II Korintus 9:6-7 6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 7Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Oleh karena itu;lah harus dengan iman
Tujuan Tuhan memberkati kita berlebihan karena di dalamnya ada benih yang harus kita tabur kembali.
Mari kita pelajari sirkulasi pertumbuhan. Bagaimana jika kita makan mangga sekaligus dengan bijinya, maka pohon mangga akan punah karena tidak ada lagi yang ditanam.
Galatia 6:7-10 7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. 9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Mari kita pahami ini untuk memperbaiki segala keberadaan kita secara finansial menurut hukum logika dan menurut hukum iman, sehingga kita tidak salah mengelola dan belajar melangkah menabur supaya saatnya kita akan menuai.

By : Pdt. R.F. Martino