This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

MENTALITAS MENUJU SUKSESBERSAMA TUHAN

Kejadian 12:1-31Berfirmanlah Tuhan kepada Abram:“Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Filipi 2:5-115Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7melainkan telah mengosongkan dirinya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.9Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama diatas segala nama,10supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada dilangit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,11dan segala lidah mengaku:“Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Janji Tuhan mengenai kesuksesan
Kita tahu secara firman bahwa Tuhan sudah sediakan semuanya ini (kesuksesan) seperti yang dituliskan dalam beberapa ayat di alkitab:
Yeremia 29:11Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Amsal 23:18 Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

Ulangan 28:1-14

1″Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. 2Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: 3Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. 4Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. 5Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. 6Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar. 7 TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu. 8TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. 9TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. 10Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu. 11Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu–di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu. 12TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman. 13TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, 14dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.”

Kita pun sudah belajar bagaimana seharusnya orang percaya melakukan bagiannya. Namun, ada salah satu faktor penghambat utama yang selalu hadir dalam mencapai sukses yaitu masalah mentalitas. Ketika kita tidak dapat memiliki mentalitas yang alkitabiah sesuai firman Tuhan, maka kita akan merusak apa yang Tuhan sudah sediakan. Sebelum dijalani bisa rusak karena tidak memiliki mentalitas yang benar, sementara dijalani juga bisa rusak bahkan setelah dicapai pun dapat rusak karena faktor mentalitas.Seringkali kita kurang memperhatikan hal ini.

Hukum iman dan hukum logika
Seperti yang kita ketahui bahwa yang kelihatan secara riil adalah tubuh kita dan yang tidak kelihatan yang ada di dalam diri kita sebagai orang percaya ialah manusia rohaniyang di dalamnya ada iman. Kita harus dapat membedakan yang mana bagiannya iman dan yang mana bagiannya mentalitas. Kita pun harus menempatkan dan mengelolanya dengan baik. Hal ini jelas tidak dapat dipisahkan karena manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Sekalipun mentalitas ada batasnya, tetapimasih dapat dibantu/ditolong oleh iman. Tetapi hal ini seringkali terbalik, sudah punya iman, sudah tahu apa yang Tuhan sediakan dan juga sudah mulai mengambil langkah-langkah iman dalam bentuk doa tetapi tidak ada langkah-langkah iman dalam bentuk mentalitas sehingga mentalitasnya terkurung oleh hukum logika. Mentalitas adalah bagian dari pada jiwa sedangkan iman adalah bagian dari pada roh orang percaya. Ada hukum firman dan ada hukum logika. Kita harus tahu kapan hukum logika berfungsi dan kapan hukum firman/iman berfungsi. Apa yang tidak dapat dijawab oleh hukum logika, masih bisa dijawab oleh firman atau hukum iman. Namun, adakalanya orang tidak memiliki iman yang realistis. Maksudnya ialah bagaimana ia menjawab dengan imannya mengenai kondisi yang sebenarnya.

Faktor pembentuk mentalitas
Dalam kitab kejadian 29 dijelaskan ketika Allah hendak membawa Abraham ke masa depan, ada tiga hal yang harus ia tinggalkan yaitu ia harus tinggalkan negrinya, kaum keluarganyadan rumah bapanya. Tiga hal ini berbicara tentang faktor lingkungan di mana ia tinggal. Semua bentuk faktor lingkungan mempunyai pengaruh terhadap pembentukan diri seseorang seperti pola pikir, kebiasaan, budaya dan mentalitas.
Contoh: Ketika kita mendengar orang berbicara sehari-hari, kita bisa mengetahui asal daerah orang tersebut misalnya orang tersebut berasal dari daerah Jawa atau berasal dari daerah Batak atau punberasal dari wilayah Papua. Hal ini didasarkan oleh dialek/logat yang dimiliki orang tersebut yang menunjukkan asal daerahmereka. Sangat jelas di negara kita Indonesia, mengenai dialek seseorangketika sedang berbicara kecuali orang tersebut menggunakan bahasa resmi maka tidak akan terdengar dengan jelas dialek/logat/aksen mereka.

Ketika Tuhan hendak membawa Abraham kepada masa depan yang luar biasa,ada tiga hal yang dapat membuatnya tidak mencapai rancangan Allah,yaitu negerinya, kaum keluarga dan rumah bapanya. Ketika Abraham keluar dari negerinya, disitulah pengalaman pertama dimana ia menjalani hidup bersama Tuhan. Tuhan mencuci mindset atau segala pola pikir termasuk mentalitas Abraham untuk dibawa masuk ke masa depan yang Tuhan sudah janjikan.

Kejadian 29:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.

Inilah janji Tuhan kepada Abraham mengenai masa depan. Di dalam kitab Roma ditulis bahwa semua orang percayadikatakan adalah keturunan Abraham yang mempunyai hak iman untuk memiliki janji-janji Allah termasuk didalamnya adalah kesuksesan.

Dalam Kejadian 29:2 Tuhan berjanji akan membuat nama Abraham menjadi masyhur. Seringkali, nama masyhur dicari oleh banyak orang. Sebagai orang percaya, kita tidak perlu mencari hal seperti ini karena Tuhan sendiri yang sudah menyediakannya. Tetapi mentalitas kita harus siap untuk hal-hal tersebut.

Ada nama yang sama bahkan lebih dari itu, Allah berikan kepada Yesus yaitu “nama diatas segala nama.”
Filipi 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

Kata pertama dalam ayat tersebut yaitu: “itulah sebabnya” mengandung arti dasar-dasar alasan yang menyebabkan Allah mengaruniakan nama diatas segala nama dan nama Yesus lebih termasyhur dari nama Abraham. Abraham namanya termasyhur tetapi nama Yesus adalah nama yang mengatasi segala nama.
Jadi ketika kita berdoa, seharusnya kita menutup doa dengan mengatakan “di dalam nama Tuhan Yesus atau Tuhan Yesus Kristus” untuk membedakan nama Yesus dari yesus-yesus lainnya.Karena di Negara Filipina banyak orang bernama yesus, di Amerika Latin pun banyak orang bernama yesus. Yesus ditinggikan karena Ia sudah memberikan contoh nyata dalam manusia lahiriah bukan saja iman sebagai anak Allah tetapi Ia pun memiliki mentalitas yang luar biasa.

Pikiran dan perasaan merupakan bagian dari mindset/pola pikir seseorang. Dalam unsur jiwani selain pikiran dan perasaan, ada unsur kehendak. Setiap realita apapun yang dihadapi seseorang dalam bentuk peristiwa, secara manusia lahiriah akan membentuk dirinya, baik mindset, perilaku maupun sifat, walaupun ada sifat yang berasal dari sejak lahir/faktor genetis.
Faktor jiwani yaitupikiran, perasaan dan kehendak, inilah yang akan mengelola setiap realita hidup dan ketika dihadapi akan muncul yang namanya mentalitas. Secara alamiah yang menghadapi realita bukan roh tetapi faktor jiwani/faktor mentalitas yang diikat oleh hukum logika yang sangat terbatas.Oleh karena itu Tuhan meminta kita untuk hidup oleh roh supaya roh kita yang menghadapi realita dan menolong faktor jiwani kita di dalam memiliki mentalitas yang teruji dan terpuji bukan mentalitas hasil produksi pikiran, perasaan dan kehendak sendiri.
Iman bersifat vertikal yaitu roh kita kepada Tuhan dan menghadirkan firman sebagai jawaban atas apa yang kita akan hadapi dan kita tinggal mentaati firman tersebut.
Jadi ketika mentalitas kita ini hanya bersumber pada faktor jiwani, itu akan terbatas. Oleh karena itu faktor jiwani ini harus dikuduskan di dalam Kristus. Hal ini bisa terjadi karena kita sudah menerima Kristus. Kita dapat mengetahui pikiran Kristusdengan membaca firman Tuhan. Kita dapat mengetahui bagaimana Yesus berfikir dan bertindak dalam menghadapi segala sesuatu juga mentalitas yang Ia miliki secara manusia lahiriah maupun sebagai anak Allah. Sebab jika kita tidak memiliki perasaan pikiran Kristus, kita akan tetap memiliki faktor jiwani yang belum dikuduskan dan tidak akan memiliki mentalitas yang baik.

Jika kita tidak memiliki mentalitas secara alkitabiah sesuai kebenaran firman, kita akan dengan mudah terbawa dengan para motivator yang sedang populer dengan positive mind yang memotivasi dalam bisnis,dalam pekerjaan dan dalam bidang apapun. Semua seminar tentang mentalitas hanya berpusat kepada faktor jiwani. Mereka hanya membantu bagaimana memaksimalkan faktor jiwani yang ada di dalam diri seseorang. Tetapi ketika kita kembali kepada firman Tuhan, faktor jiwani yang menghasilkan mentalitas ini harus di kuduskan di dalam Kristus. Seminar Power of mind hanya membangkitkan pribadi-pribadi yang belum menemukan kemampuan faktor jiwanya/kemampuan daya berpikirnya. Tetapi hal ini sifatnya ini terbatas. Kita harus kembali kepada kebenaran firman bagaimana The Power of Mind di dalam kebenaran Alkitab.

Abraham sebelum dibuat menjadi bangsa yang besar, menjadi masyhur dan diberkati, ia terlebih dulu harus keluar dari negerinya, dari kaum keluarganya, dan dari rumah bapanya. Ia dikeluarkan dari segala faktor yang telah membentuk dirinya dan mulai dibentuk oleh Tuhan.

Penyebab Allah memberikan kepada Yesus, nama di atas segala nama
Filipi 2:6-86yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7melainkan telah mengosongkan dirinya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib

Kita perlu membaca dan mendalami bagaimana Yesus hidup, bagaimana sampai Ia tersalib di Golgota, bagaimana Ia menghadapi orang Farisi,bagaiman Ia menghadapi orang yang dalam kesusahan, menghadapi kelompok pemuka agama yang menangkap basah seorang perempuan yang berzinah dan siap untuk dilempari batu, disitu kita akan menemukan apa yang dimaksud dengan menaruh pikiran dan perasaan yang ada di dalam Kristus jika kita mau punya mentalitas yang teruji dan terpuji.
Yesus, walaupun dalam rupa Allah yang adalah Allah sendiri, tidak mempertahankan status dirinya. Ia telah mengosongkan dirinya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba. Ia taat sampai mati di kayu salib.
Seringkali status diri/gengsi menjadi faktor penghambat seseorang mencapai sukses. Kita harus bisa membedakan status diri dan harga diri pada tempatnya masing-masing. Ada orang yang korupsi tetapi ia tidak merasa malu, meskipun ia berdasi dan memakai jas bahkan memiliki posisi jabatan yang terhormat. Inilah hal yang keliru. Kita harus dapat membedakan mana pekerjaan halal dan mana pekerjaan yang tidak halal. Menjadi penyapu jalanan bukanlah pekerjaan yang hina. Tetapi seringkali status diri menjadi alasan untuk mempertahankan harga diri dan lebih memilih untuk menganggur. Sedangkan firman Tuhan katakan dari ekor menjadi kepala yang berarti dimulai dari bawah lalu bisa sampai ke kepala dan cara Tuhan menghadirkan berkat ialah melalui kita bekerja.Status diri yang bukan pada tempatnya harus kita hilangkan dari mindset kita.
Ada hal-hal etis dan hal-hal moral yang memang harus kita pertahankan dan harus kita jaga dan di situlah tempatnya status diri. Sehingga dengan demikian kita tahu bahwa pekerjaan yang haram tidak akan dijalani karena itu harga diri, cara-cara haram tidak akan dilakukan karena itu harga diri, tetapi jika itu adalah cara-cara halal yang benar dihadapan Tuhan, maka tidak perlu gengsi untuk melakukukannya.

By : Pdt. R.F Martino