This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

SUKSES BERSAMA TUHAN (Bagian 2)

2 Timotius 2:20-21 20Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. 21Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

Prinsip Dasar Kesuksesan
Secara alkitabiah kesuksesan bukan tujuan tetapi suatu proses. Ketika kesuksesan dijadikan tujuan, kita tergoda untuk menghalalkan segala cara demi tercapainya keberhasilan.
Ada yang paham benar mengenai sukses bersama Tuhan, ada juga yang terlalu ekstrim atau terlalu fanatik oleh karena gereja yang mengajarkan sukses dan berhasil sehingga tanpa disadari kesuksesan dijadikan tujuan. Oleh karena itu pola pikirnya terbentukbahwaia harus berhasil.
Secara umum orang berpikir bahwa berhasil identik dengan materi, hal duniawi, fasilitas hidup, segala yang diperlukan dalam hidup secara materi, maupun posisi/jabatan tertentu. Kita tidak perlu terkejut ketika menemukan hamba Tuhan yang materialistis, yang mengutamakan jabatan sebagai suatu kehormatan dan bukan sebagai suatu tanggung jawab. Padahal kita tahu bahwa semakin tinggi jabatan seseorang, semakin besar pula tanggung jawabnya. Oleh karena itu kita perlu kembali kepada kebenaran firman Tuhan.
Ada iman orang percaya yang terlalu ekstrim dalam hal rohani. Dikatakan bahwa Tuhan itu tahu segala apa yang menjadi rancangan masa depan yaitu masa depan yang penuh harapan dan dalam Ulangan 28 dikatakan terus naik dan bukan turun, menjadi kepala dan bukan ekor, tetapi tidak mengerjakan apa yang menjadi bagiannya untuk dikerjakan.
Orang boleh saja menaruh harapan karena iman juga dimulai dari setitik pengharapan. Tetapi ketika mereka mulai menumbuhkan masa depan untuk harapan, bayangan mereka adalah mujizatdan pemahamanmerekatentang mujizat pun keliru.Hanyaberharapsemuanyaterjaditanpaberbuatapa-apa.MemangadakalanyaTuhanmenyuruhkitaberdiamdiridanTuhan yang bekerja, tapiadasaatnyakitamengerjakanapa yang menjadibagiankitadanTuhanmengerjakanbagian-Nya.

Contoh Kasus: Yusuf
Tuhan menyertai Yusuf dan membuat berhasil segala yang diperbuatnya. Tidak ada janji Tuhan yang terjadi dengan sendirinya bahkan keselamatan pun tidak terjadi dengan sendirinya, yaituhanyabagi orang yang percaya, jadibutuhrespondaripenerimaanugerah.
Bagian kita adalah kerja karena salah satu cara Tuhan memberkati kita ialah melalui kita bekerja. Ketika Yusuf ada di rumah Potifar, ia adalah seorang budak belian dan bukan bagian dari keluarga, bukan siapa-siapa dan tidak mungkin menjadi ahli waris. Tetapi Potifar melihat bahwa Tuhan menyertai Yusuf dan membuat berhasil segala yang diperbuatnya sehingga ia menyerahkan segala-galanya di bawah pengaturan Yusuf.

Kejadian 39:2 Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; makatinggallahia di rumahtuannya, orang Mesiritu. 3Setelah dilihatolehtuannya, bahwa Yusuf disertaiTuhandanbahwaTuhanmembuatberhasilsegalasesuatu yang dikerjakannya, 4maka Yusuf mendapatkasihtuannya, daniabolehmelayanidia; kepada Yusuf diberikannyakuasaatasrumahnyadansegalamiliknyadiserahkannyapadakekuasaan Yusuf.
Tuhan membuat berhasil segala yang dikerjakannya. Jika kita tidak bekerja maka tidak ada yang dapat dihasilkan. Karena kita adalah orang percaya maka ada penyertaan Tuhan pada diri kita. Jika ada penyertaan Tuhan seharusnya orang dapat melihat hal itu. Kita sudah terima Yesus dan kita memiliki Kristus. Orang seharusnya melihat Yesus melalui hasil kerja kita. Jangan bermimpi kita akan terus naik jika kinerja kita buruk. Kata kinerja memiliki makna yang luas mencakup integritas, kejujuran dan lain sebagainya. Jadi kita tidak hanya mengimani tetapi dinyatakan dalam hal bekerja.

Penilaian Kualitas Diri Seseorang
Jangan pernah menilai kualitas seseorang ketika ia sedang berdiri melayani atau sedang melakukan kegiatan-kegiatan rohani melainkan melalui kehidupan sehari-hari di dunia nyata, bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain dan menyelesaikan masalah. Kita dapat menilai seseorang jika ada pembanding. Dalam kasusYusuf, walaupun ia hanyalah budak belian tetapi ia berbeda dengan budak-budak lain yang bekerja di rumah Potifar. Budak-budak inilah yang menjadi pembanding.
Dimanapun kita bekerja ataupun melayani, selalu ada pembanding yaitu diantara sesama kita, hal ini lumrah secara logis. Orang melihat Kristus dalam hidup kita bukan di kamar doa tetapi dalam hidup sehari-hari di kehidupan nyata, disitulah penilaiannya. Inilah yang terpenting dari semua, jadi bukan hanya kita berdoa supaya Tuhan memberkati. Semua kegiatan rohani, mutlak memang harus kita miliki karena orang yang mempunyai planning yang bagus dan punya tujuan tetapi tanpa melibatkan Tuhan, dikatakan bahwa hidupnya hanya seperti uap yang sebentar kelihatan lalu lenyap.
Namun anehnya, kita yang sudah memiliki Kristus justru tidak nampak didalam kita bekerja. Apapun dan dimanapun kita bekerja harusnya Kristus Nampak bagi orang lain. Dari hasil kerja Yusuf, Potifar melihat hasilnya sehingga ia menjadi sayang kepada Yusuf. Jika kita dipercaya oleh pimpinan, maka kita akan sering dicari dan sering diberikan pekerjaan karena kinerja yang bagus dan dapat dipercaya tetapi seringkali justru kita mengeluh. Berbahagialah jika Anda sering dicari dan dibuat repot karena hal ini menunjukkan bahwa kinerja Anda baik. Kepercayaan yang sudah kita tanamkan, nilainya melebihi dari nilai uang berapa pun jumlahnya.
Adakalanya hal ini pun terjadi dalam pelayanan. Kualitas rohani kita harus seimbang dengan kinerja kita kalau kita mau menuju puncak. Hal ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada bagiannya kita yang harus dikerjakan.

Apa Hasilnya?
Kejadian 39:5 Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, Tuhan memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat Tuhan ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Ketika kita berada dalam suatu pekerjaan, kehadiran kita seharusnya membawa berkat. Ada Seorang pengusahadari kepercayaan lain. Ia adalah seorang yang sangat baik. Pada suatu saat ia mengalami kebangkrutan, terlilit dengan hutang yang banyak. Tetapi tidak satu pun karyawannya yang di PHK. Jadi orang mengetahui bahwa orang ini bukan bangkrut karena salah berbisnis tetapi karena ia terlalu baik. Puluhan miliar ia harus selesaikan dengan tidak mempunyai apa-apa. Anak buahnya ia tetap gaji sampai kepada suatu saat ia hampir mati karena penyakit kemudian pada saat ia sakit, ia dilayani seorang ibu gembala dan ketika akan dibimbing doa terima Tuhan Yesus, ia mengatakan bahwa biar Tuhan Yesus yang masuk sendiri. Sampai pada saatnya di rumah sakit Tuhan mengunjunginya secara pribadi tetapi ia belum juga memahami. Ia mendengar seorang perawat menyanyikan lagu rohani “Dalam Yesus kita bersaudara”dan di situlah Tuhan melawatnya. Ia menjadi seorang percaya dan sembuh dari sakitnya.
Pada saat itu ia mulai merintis kembali dari nol usahanya dengan hanya bermodalkan kepercayaan. Belum begitu lama menjadi orang percaya, show room yang ia miliki terbakar, mengalami lagi berbagai macam bencana tetapi Tuhan pelihara dan membuat segala yang dikerjakannya berhasil. Ia mempunyai bisnis mobil hingga saat ini. Dengan usianya yang sudah lanjut, ia membuka dealer di mana-mana bahkan sampai ke Maluku. Sudah lanjut usia tetapi ia masih memiliki semangat kerja yang tinggi.
Dalam pergumulan iman pun, kita seperti itu. Ada saatnya kita down. Kita tidak boleh membatasi diri kita dengan rasa minder ataupun sok tahu. Jangan kita menghalangi kemampuan kuasa Allah dengan membatasi iman kita dengan mematok sesuai dengan akal pikiran kita. Kuburkan pemikiran bahwa saya bukan siapa-siapa dan tidak mungkin melakukan sesuatu yang besar. Kita pun tidak boleh beriman konyol hanya dengan duduk diam dan tidak berbuat apa-apa. Kita yang sudah memiliki Kristus harus terus melatih diri untuk mengandalkan Tuhan.
Di dalam sebuah ruangan rumah ada banyak perabot. Ada yang digunakan untuk tujuan mulia dan ditempatkan di tempat tertentu, ada perabot yang dipakai untuk tujuan yang biasa, ditempatkan di tempat yang biasa-biasa saja. Firman Tuhan membawa kita memahami bahwa Tuhan memakai apa yang ada pada kita bukan apa yang tidak ada pada kita. Masing-masing kita ditempatkan sesuai dengan kualitas diri kita. Dengan apa yang ada pada kita, harus dimaksimalkan. Itulah yang dibutuhkan di tempat kita bekerja.

Semua Ada Waktunya
Karir membutuhkan waktu. Tidak ada orang yang melejit dengan tiba-tiba kecuali dengan cara yang tidak benar. Sambil memaksimalkan apa yang ada pada diri kita, kita harus tetap sabar menunggu waktunya Tuhan. Kita tidak bisa mempercepat ataupun memperlambat. Ada keterlibatan Tuhan dan keterlibatan kita. Jika tidak ada keterlibatan Tuhan, maka kita akan keluar dari rancangan Tuhan. Dalam kitab Pengkhotbah dijelaskan bahwa segala sesuatu ada waktunya. Dalam jenjang pendidikan pun ada waktunya. Untuk menyelesaikan tingkat sekolah dasar (SD) dibutuhkan waktu 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun dan S1 kurang lebih 4 tahun. Semua ada waktunya. Dan untuk sampai ke kepala harus dimulai dari ekor tidak ada yang langsung menjadi kepala. Semua pergumulan yang begitu rupa ada waktunya Tuhan. Hal yang menjadi masalah bagi setiap orang percaya ialah seringkali kita tidak sabar.Orang percaya yang memiliki Kristus, ketika ia bekerja tidak perlu pengawas karena ia akan melakukan pekerjaannya dengan takut akan Tuhan. Ada waktunya Tuhan. Jika Tuhan yang membuka pintu tidak seorangpun dapat menutupnya dan jika Ia mengangkat seseorang tidak satupun dapat merendahkannya.

Kesempatan Emas Yang Tidak Dipergunakan
Dalam Alkitab dicatat bahwa ada satu kesempatan emas yang dapat digunakan dengan baik tetapi tidak dipergunakan karena ia tahu bahwa Tuhan tidak menghendaki.

1 Samuel 24:1 1Ketika Saul pulang sesudah memburu orang Filistin itu, diberitahukanlah kepadanya, demikian: ” Ketahuilah,Daud ada di padang gurun En-Gedi.” 2Kemudian Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung Batu Kambing Hutan. 3Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu. 4Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kau pandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. 5Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; 6lalu berkatalah ia kepada orang orangnya: Dijauhkan Tuhanlah kiranya daripadaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” 7Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkangua itu hendak melanjutkan perjalanannya.
Jadi sebenarnya kesempatan ini bisa di pakai oleh Daud untuk membunuh Saul. Bisa saja saat itu Daud langsung menjadi raja dengan melakukan hal yang tidak berkenan kepada Tuhan.Ketika kita bekerja dan Roh Tuhan ada pada kita, kita akan takut melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran firman. Takut akan Tuhan harus kita miliki di mana pun kita ditempatkan kalau kita mau diberkati.

Kolose 3:23 Apa pun juga yang kamuperbuat, perbuatlahdengansegenaphatimusepertiuntukTuhandanbukanuntukmanusia.

Kita perlu mempersiapkandiri, baik dalam pengetahuan firman dan mentalitas, karena iman sifatnya vertikal dan mentalitas bersifat horisontal. Dengan segala realita yang kita hadapi, kita tidak dapat meminta Tuhan menjadikan kita kepala tanpa ada keterlibatan kita. Di dalam kita bekerja adakalanya kita berhadapan dengan bos yang bengis.

1 Petrus 2:18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.

Kita harus dapat menempatkan diri dengan baik. Tunduk bukan berarti kita menghancurkan iman percaya kita. Didalam kita bekerja, ada prinsip iman dan ini harus seimbang. Tidak boleh sungkanisme mengalahkan prinsip iman. Memang tidak mudah tetapi kita pun tidak boleh arogan karena kita punya prinsip iman. Kita harus menyampaikan dengan baik jika hal tersebut bertentangan dengan prinsip iman kita. Kita harus berani menolak tetapi tetapetis, sehingga orang akan menghargai iman percaya kita bukan sebaliknya membenci kita. Kita harus memiliki semua hal ini untuk bisa dipakai sebagai perabot yang mulia bagi kemuliaan nama Tuhan.

By : Pdt. R.F Martino