This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

KESUKSESAN YANG MEMBAWA MAUT

Lukas 12:16-2116Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.17Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.18Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.19Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!20Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh,pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?21Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.

Yakobus 4:13-1613Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”,14sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.15Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya,kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” 16Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.

Tidak seorang pun dari kita yang mengharapkan kegagalan. Semua manusia mau berhasildan sukses, itu sebabnya kita berusaha demikian rupa supaya berhasil dengan segala daya upaya dan dengan segala macam cara sampai kepada menghalalkan segala cara. Hal ini sudahterjadi dalam kehidupan manusia. Terjebak dalam yang namanya kesuksesan atau keberhasilan, bahkan gereja pun kadang kala ada yang melakukan itu, membimbing jemaat fokus pada keberhasilan menjadikannya tujuan. Inilah cara konyol yang sudah dilakukan oleh gereja juga terhadap umatnya. Secara filosofi dunia sekuler, kesuksesan ditanamkan untuk menjadi tujuan hidup, supaya orang dapat hidup suksestetapi mereka lupa bagaimana untuk mencapai atau sampai kepada keberhasilan sehingga orang-orang percaya pun terjebak di dalam menjadikan kesuksesan itu sebagai tujuan hidup dan mereka tidak menyadarinya.

Kesuksesan bukanlah suatu tujuan tetapi adalah proses. Selama kesuksesan kita jadikan tujuan kita akan terjebak dengan menghalalkan segala cara dan yang penting berhasil/tercapai.Tanpa kita ingin pun, Tuhan sudah menetapkan bahwa setiap orang yang sudah menjadi percaya hidup dalam rancangan Tuhan sudah menyediakannya di depan. Jika keberhasilan dibuat dalam bentuk matematika, sebagai contoh 50+20=70. 70 adalah hasil dari penjumlahan angka 50 dan 20. Angka 70 tidak muncul dengan sendirinya. Tidak pernah ada angka 70 kalau tidak ada proses di depannya. Jika tidak ada proses, angka 70 adalah nomor urut yang ke 70. Inilah matematika kesuksesan.
Ketika Tuhan sudah menjanjikan segala sesuatu tentang keberhasilan, jalani prosesnya sampai kepada terwujudnya keberhasilan itu. Kita harus sangat hati-hati,karena kadangkala tidak dapat membedakan mana bagian Tuhan dan mana bagian kita seolah-olah terima beres semua, ketika Tuhan tidak melakukan itu ia menjadi kecewa. Tetapi kalau kita jadikan keberhasilan sebagai tujuan, maka kita akan melakukan segala macam cara supaya berhasil dan sampai di situ. Tidak mau berlelah-lelah, tidak mau kerja banting tulang dan akhirnya membawa maut.

Dalam Yakobus 4:13 dituliskan bahwa ada seorang yang sudah merencanakan akan pergi ke suatu kota dan sudah membuat jadwal keberangkatannya. Orang ini mempunyai perencanaan dan tujuan yang sangat jelas. Ia sudah rencanakan begitu rupa, kota tujuan(tidak disebutkan nama kota karena ini adalah suatu perumpamaan), waktu keberangkatan, target waktu ia akan tinggal di kota tersebut dan yang akan dikerjakannya bahkan sudah menghitung, bahwa ia akan mendapat untung.
Umumnya para pengkotbah tidak membahas hal ini, yang dibahas justru orang ini adalah orang yang tidak benar karena hidup dengan kekuatan dan dengan caranya sendiri. Tetapi yang dimiliki oleh orang tersebut ialah pribadi yang cemerlang. Ini adalah bagian dari manajemen yang seringkali diabaikan oleh banyak anak-anak Tuhan. Dan kadangkala yang menyedihkan ialah makin rohani makin bodoh manajemen. Sehingga pada akhirnya ia kecewa bukan karena tidak punya iman tetapi iman yang konyol padahal ada bagiannya Tuhan ada bagiannya kita dan Tuhan juga memberikan hikmat akal budi apa yang harus kita lakukan dan bagaimana dan kapan kita melakukan dan harus ada perhitungan.
Yakobus 4:13Menunjukkan apa yang diperbuat oleh orang tersebut bukanlah hal yang salah. Sudah ada perencanaan ada pengaturan waktu yang baik ada kota tujuan. Jika dalam pelayanan, sudah membuat peta pelayanan. Jika itu adalah perusahaan, ia sudah memetakan pemasarannya, keadaan pasarnya, apakah kelas menengah, kelas tinggi atau kelas bawah dan ketika produk ini di pasarkan, ia mendapat untung. Jadi, semuanya sudah dihitung. Tetapi sebagian hamba Tuhan menyalahkan orang ini di atas mimbar, sehingga akhirnya jemaat tidak memiliki manajemen, tidak biasa dalam perencanaan dan tidak tahu apa yang mau dikerjakan. Tidak tahu apa yang mau dikerjakan dengan bahasa rohani mengatakan mengalir saja.

Jika Anda diberikan uang satu miliar, apa yang Anda maulakukandenganuangitu? Hal ini sama dengan 5 talenta 2 talenta dan 1 talenta. Mungkin anda menjawab akan menyimpannya di bank, jadi tinggal makan bunganya saja. Jika mindset seperti ini, jangan pernah bermimpi Tuhan akan mempercayakan lebih banyak untuk dikelola dan untuk di bawa sampai kepada yang lebih lagi. Jika di dalam bisnis Anda, usaha Anda makin diberkati, Anda dapat untung, apa yang akanAndalakukandenganuntungitu?
Jika mindsethanya sampai disitu dan tidak ada pemikiran untuk mengembangkan usaha lebih lagi dan lebih lagi, maka dari ekor tidak akan naik menjadi kepala. Bukan Tuhan yang tidak memberikan berkat-Nya, tetapi kita yang belum siap untuk mengelola karena beberapa faktor salah satunya ialah mindset kita, bahkan ada banyak orang yang membuang peluang. Kita tidak boleh tamak tetapi kita juga harus mengembangkan lebih lagi. Tuhan tidak hanya mau memberkati kita dengan cukup makan dan cukup pakai tetapi ia mau memberkati kita lebih daripada cukup bahkan berkelimpahan. Jadi kita yang harus siap dan mau, bukan Tuhan yang tidak mau memberikan tetapi harus ada perencanaan dan tahu jelas apa yang akan dikerjakan.

Yang salah dari pribadi orang yang sudah membuat perencanaan ini yaitudalam Yakobuss 4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
Ia belum memahami makna hidup yang sebenarnya dan belum tahu bahwa hidup itu seperti uap yang kelihatan lalu lenyap. Inilah yang ia tidak miliki. Tetapi kita yang sudah mengetahui bahwa hidup hanya seperti uap tetapi sayangnya kita justru pasrah dengan kondisi dan keadaan, tidak mau direpotkan, tidak mau disusahkan dan tidak mau dipusingkan sehingga menjadi apa adanya. Bahkan dengan menggunakan ayatuntukmendukungalasan, seperti: kesusahan sehari cukuplah sehari sedangkan Tuhan menetapkan terus naik dan tidak turun, jadi kepala dan bukan ekor.
Itu sebabnya Rasul Paulus memberikan teguran yang sangat keras karena ia melihat beberapa orang yang hidupnya tidak tertib sehingga ia katakan yang tidak kerja jangan makan.

Apa yang Tuhan percayakan, kelola itu dengan sungguh-sungguh dengan satu manajemen yang baik karena manajemen terkait dengan segala aspek yang ada. Kita tidak boleh seadanya. Mungkin kita sudah jungkir balik berdoa tetapi tidak melakukan apa yang menjadi bagian kita, hal ini tidaklahbolehdemikian. Jangan miliki iman yang konyol, karena perintah Tuhanyaitu kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal budi mu. Bagiannya kita, kita yang kerjakan dan bagiannya Tuhan, Tuhan yang mengerjakan sampai kepada apa yang namanya berhasil.

Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya,kami akan hidup dan berbuat ini dan itu. Kesalahan orang ini ialah melupakan Tuhan dalam perencanaan. Ia mengerjakan dengan kekuatannya sendiri. Tetapi yang mengherankan ialah kita sudah berdoa harusnya lebih berhasil tetapi tidak sampai kepada keberhasilan itu karena kita lemah dalam mengelola. Padahal itu adalah bagian kita yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan. Kita pun dapat menjadi kecewa karena sudah berdoa dengan sungguh-sungguh tetapi belum juga berhasil. Kita harus periksa apa yang menjadi penyebab kekurangan yang ada pada kita.
Kita harus melibatkan Tuhan ketika kita dipercayakan sesuatu yang membawa kita kepada keberhasilan dengan melibatkan iman dan memanage dengan baik termasuk merencanakan dengan baik langkah-langkah berikutnya. Jika bagiannya kita, kita tidak kerjakan dalam kondisi dunia sekarang ini Iblis bisa menjebak kita dengan membuat kita kecewa kepada Tuhan karena seolah-olah Tuhan tidak turun tangan dan tidak campur tangan. Persaingan akan semakin ketat, bukan hanya toko-toko online tetapi juga perusahaan retail, dari negara-negara lain juga sudah banyak yang membuka gerainya di Indonesia. Hal ini tidak dapat dihindari karena kita sudah masuk dalam pasaran bebas Asia dan akan menuju kepada pasaran bebas secara global. Dengan sendirinya kondisi akan seperti itu, kita tidak bisa hindari. Bagaimanapun juga kita harus memperhatikan dengan begitu rupa.

Dalam Lukas 12:16-21 seringkali kita hanya terfokus dengan dosa orang tersebut, tetapi secara manusia ia sudah melaksanakan apa yang baik. Kita menemukan seorang pribadi yang cemerlang, yang mempunyai tanah yang berlimpah limpah hasilnya. Hal ini sudah pasti karena ia sudah berjerih lelah menggarap tanahnya sehingga memiliki hasil yang berlimpah. Ketika ia melihat hasilnya berlimpah limpah, dia sudah tidak tahu akan disimpan di mana hasilnya tersebut. Kemudian ia berkata bahwa ia akan membangun lumbung/gudang yang lebih besar untuk menyimpan hasildari tanahnya itu. Ini adalah bagian dari manajemen antisipasi terhadap apa yang sedang dihadapi sehingga tidak menjadi pribadi yang tiba masa tiba akal. Sebab dengan ia melakukan itu, hasilnya terpelihara dan tidak busuk karena ada tempat penyimpanan. Ia sudah dapat mengatasi keberhasilannya atau ada jalan keluar, karena setiap permasalahan butuh jawaban sebagai jalan keluar.
Kebodohannya ialah ia tidak punya mindset rohani, tidak memiliki filosofi yang benar tentang makna hidupnya. Itu sebabnya ia kerja banting tulang dengan begitu rupa dan memeras otak dengan begitu rupa tetapi ia lupa bahwa hidup manusia seperti uap. Hal ini bukan berarti tidak ada suatu pembelajaran dari ayat tersebut. Tentu kita tidak mau menjadi pribadi yang seperti itu dalam kebodohannya akan nilai-nilai kekekalan. Tetapi justru kita harus bertanya mengapa kita yang sudah punya nilai-nilai kekekalan justru keberhasilan itu hanyalah sebuah mimpi. Hal ini disebabkan karena kita lebih banyak bermimpi dengan cerita kosong dan lain sebagainya. Tidak boleh ada kesuksesan yang membawa kita kepada maut. Kita sebagai orang percaya sudah tidak ada urusan dengan maut karena barangsiapa yang percaya kepada-Nya diberikan hidup yang kekal yaitu mereka yang percaya dalam nama Yesus Kristus. Tetapi di sisi lain kita lemah, dibagian kita yang seharusnya kita kerjakan. Inilah yang harus kita sadari dan kita ubah supaya Iblis tidak mengambil keuntungan dengan membuat kita kecewa karena menganggap Tuhan tidak berbuat sesuatu.

Bukan Tuhan yang tidak mau memberi tetapi kita yang belum siap mengelola apa yang akan Tuhan percayakan. Oleh karena itu kita harus siap dan juga harus mengerti apa yang akan Tuhan berikan ke depan, jika itu bentuknya hal rohani kita pun harus siap secara iman, jika Tuhan mau memberikan kita sesuatu yang berbentuk finansial ataupun juga hal-hal lahiriah untuk kebutuhan hidup, kita pun harus siap. Oleh karena itu kita harus memiliki manajemen yang baik. Dalam hal 5 talenta, 2 talenta dan satu talenta, pada akhirnya Tuhan akan meminta pertanggungjawaban masing-masing pribadi dengan talentanya. Kita tidak boleh hidup dengan tidak memusingkan tentang perencanaan, tujuan, target dan lain sebagainya karena Tuhan akan meminta pertanggungjawaban pada setiap pribadi manusia. Hamba Tuhan pun akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan. Hal-hal rohani pun tidak luput dari yang namanya manajemen karena hal-hal tersebut masih dikerjakan di dunia. Kita yang sudah tahu akan nilai-nilai kekekalan, seharusnya lebih siap dan mempersiapkan diri mengembangkan apa yang Tuhan akan percayakan untuk kita kelola dan miliki supaya kita tidak usah mengalami kesuksesan yang membawa maut.

By :  Pdt. R.F Martino