This is default featured slide 3 title
This is default featured slide 4 title
Test 1

PERJANJIAN BARU YANG DIMETERAIKAN OLEH DARAH KRISTUS (2)

GppsPalu -1 Korintus 11:25 (TB) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”
1 Petrus 1:18-21 (TB) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi — karena kamu — Ia baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.

Setiap orang yang telah mengalami anugerah Allah melalui penebusan Kristus, bukan lagi orang berdosa yang hidup dan diikat oleh hukum dan ketentuan dosa, tetapi orang tersebut merupakan ciptaan baru yang disebut sebagai orang percaya, orang kudus bahkan orang benar, karena telah dikuduskan dan dibenarkan oleh darah Kristus yang telah tercurah diatas kayu salib. Pertanyaannya adalah “apakah setiap kita setelah menjadi orang percaya dapat menikmati iman percaya kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari?”ataukah iman percaya kita kepada Yesus Kristus hanyalah sebagai pengetahuan, bahwa anugerah Allah diberikan supaya kita dapat menikmati kehidupan akherat (surga) setelah meninggalkan dunia ini? atau justru setelah menjadi orang percaya, setiap masalah, pergumulan, realita hidup yang kita alami secara pribadi, keluarga, pekerjaan dan lain sebagainya masih menekan kehidupan kita? bahkan Firman Tuhan pun dapat kita anggap sebagai tekanan dari Tuhan untuk kita lakukan. Jika kita belum dapat menikmati iman percaya kita dalam menjalani/menghadapi kehidupan ini, kehidupan kita tidaklah berbeda dengan keadaan orang yang belum percaya, kondisi ini sangat berbahaya bagi iman kita, padahal sebagai orang percaya kita berada dalam perjanjian baru yang telah diikat oleh perjanjian Allah, yaitu perjanjian baru yang dimateraikan oleh darah kristus dan kita berhak untuk menikmati iman percaya kita melalui setiap janji Tuhan dalam kehidupan kita.

Selanjutnya kita akan mempelajari mengenai ggenapi janji Tuhan bagi orang percaya :

1. Tuhan mengikat diriNya dengan janji
Ibrani 6:13-20 (TB) Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
kata-Nya: “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.”
Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.
Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,
supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya

Manusia pada umumnya hanya dapat memandang dan berpengharapan pada apa yang kelihatan, karena secara akal pikiran dan logika, hanya hal-hal yang kelihatanlah yang dapat dipercayai, padahal ketika berbicara mengenai janji, janji adalah sesuatu yang belum kelihatan wujudnya, sesuatu yang belum kita miliki sekarang ini. Tuhan mengetahui akan ketidakmampuan manusia untuk mempercayai hal-hal yang belum kelihatan, sehingga untuk meyakinkan orang-orang percaya yang merupakan anak-nak-Nya Tuhan harus bersumpah demi diriNya sendiri agar kita dapat mempercayai janji Tuhan tersebut.

2. Siapakah yang berhak memiliki dan menerima janji Allah (orang percaya)
Roma 4:13-16 (TB) Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.
Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua,

Roma 8:17 (TB) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Janji Tuhan ini diberikan bukan lagi berdasarkan hukum Taurat seperti jaman perjanjian lama, tidak semua orang dapat menghadap takhta Allah melainkan hanya orang-orang tertentu atau imam-imam yang dapat masuk dalam hadirat Allah dan masih harus menggunakan perantaraan atau media darah domba yang tak bercacat.
Tetapi kita yang hidup dijaman perjanjian baru, yang mana kehidupan kita setelah menjadi orang percaya telah dimeteraikan dengan darah Kristus dan kita semua yang telah ditebus dengan darah Kristus berhak juga menerima janji yang telah diberikan kepada Abraham.
Tetapi seringkali kita hanya mengetahui bahwa janji-janji Tuhan diperuntukkan bagi kita, padahal disaat kita menjadi orang percaya perjanjian itu sudah mulai terlaksana dan kita miliki, kebenaran Tuhan telah menetapkan bahwa janji-janji Tuhan diperuntukkan bagi kita sebagai orang percaya.

3. Bagaimana memiliki (mengalami ) janji Tuhan
Mazmur 119:11 (TB) Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

2 Korintus 1:20 (TB) Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah.

Ketika Tuhan mengikat dirinya dengan janji kita juga harus mengikat iman kita dengan apa yang Tuhan janjikan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah memiliki janji Tuhan tersebut, yang menjadi masalahnya seringkali kita tidak mengetahui apa janji Tuhan untuk pergumulan yang sedang kita hadapi, misalnya kita sedang dalam kesusahan finansial, mengalami sakit penyakit, sebenarnya kita harus mencari tau terlebih dahulu apa janji Tuhan untuk masalah finansial dan masalah penyakit kita. Semua janji Tuhan mengenai segala maslaah yang terjadi dalam kehidupan kita dapat kita ketahui jika kita membaca firman Tuhan/alkitab yang kita miliki. Langkah kedua yang harus kita lakukan setelah kita mengetahui atau memiliki janji tersebut kita harus datang kepada Tuhan dengan membawa janji tersebut, tetapi seringkali yang kita lakukan ketika kita berada dalam tekanan hidup kita datang berdoa kepada Tuhan hanya untuk pelampiasan emosi yang membuat kita merasa lega untuk sesaat, padahal jika kita datang dan berdoa kepada Tuhan, kita harus datang dengan membawa janji Tuhan atas masalah tersebut, sehingga kita memiliki pengharapan yang baru didalam Tuhan. Hal selanjutnya yang kita lakukan adalah menaruh iman dan pengharapan kita didalam nama Tuhan Yesus Kristus terhadap apa yang Tuhan janjikan itu karena iman dimulai dengan setitik pengharapan, dengan demikian iman dan pengharapan kita akan tertuju kepada Tuhan dan Dialah yang akan menggenapi semua janji-Nya dalam hidup kita
2 Korintus 7:1 (TB) Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Selanjutnya hal yang harus kita lakukan adalah tetap menjaga kehidupan kita dari segala pencemaran, baik pencemaran jasmani maupun pencemaran rohani. Pencemaran jasmani adalah sesuatu yang bersifat horizontal yang kita lakukan terhadap sesama manusia, sedangkan pencemaran rohani adalah menaruh kepercayaan terhadap sesuatu seperti benda-benda, media maupun ritual-ritual yang akan membawa kita mempercayai hal-hal tersebut itu melebihi kepercayaan kepada kita kepada janji Tuhan.
Padahal pengharapan dan iman kita haruslah tetap tertuju kepada Tuhan tanpa adanya ritual-ritual atau media-media apapun.

Yosua 23:14 (TB) Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi

Hal inilah yang seharusnya merubah pola pikir kita, gaya hidup kita dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari, kita harus percaya akan segala janji Tuhan, karena segala pergerakan kehidupan kita setelah menjadi orang percaya diikat dengan perjanjian Tuhan, jadi Tuhan akan memberikan apa yang telah dijanjikan kepada setiap orang percaya karena Tuhan telah mengikat diriNya dengan sumpah, yang terpenting adalah sabar dan setia menantikan janji Tuhan tersebut tergenapi dalam kehidupan kita

Pdt. R.F.Martino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *